4 Juli 2013

Shopping Seharian

Siang itu matahari tampaknya enggan memperlihatkan dirinya. Langit mendung mendukung perjalanan kami sekeluarga ke suatu tempat. Kendaraan terus berlalu lalang seakan tidak mempedulikan keadaan disekitarnya. Semua sibuk pada aktifitasnya masing-masing. Macet. Ya, keadaan yang membuat setiap orang menjadi emosi. Klakson mobil dan motor seakan bersahutan berebut siapa yang membunyikan duluan. Saya berpikir mengapa orang-orang ini tidak bisa sabar?

Semua orang juga tidak menyukai macet ini. Tapi apa daya, jalan memang sudah rutin seperti ini. Saya hanya bisa melihat itu semua dari kaca, terus memandangi dan berpikir. Bagaimana bisa negara ini bisa maju jika tak ada satupun orang yang mau mengalah? Hal ini terjadi ketika mami saya yang bertugas menjadi supir ini hendak menuju tempat parkiran. Haha, ya hari ini kami hendak pergi ke bambu kuning. Awalnya kami hanya ingin menemani kakak saya yang akan membeli baju. Namun, ternyata rencana yang terduga pun terjadi. Tapi saya tau tabiat dari mami saya. Ini bakalan lama, saya yakin itu.

Kami parkir agak jauh dari bambu kuning. Karena memang tidak ada lagi tempat parkiran. Segerombolan keluarga berjalan menyusuri bambu kuning. Jujur sebelumnya saya belum pernah ke tempat ini. Saya kira BK ini--begitulah orang lampung meenyingkat bambu kuning ini, adalah tempat semacam mall. Ternyata saya salah total. Bambu kuning disini lebih mirip aur kuning di bukittinggi bahkan lebih parah. Pertama masuk kami langsung di suguhi dengan mbak-mbak yang menarwakan dagangannya. "Masuklah mbak, buk. Mau nyari apa? Liat dulu juga boleh," Begitulah sapaan hangat dari mereka untuk kami pendatang baru. Suasana pengap langsung menerpa pernapasan kami. Benar-benar pengap. Apalagi orang-orang menyenggol kami dengan tak berperasaan. Mungkin kalau saya tak hati-hati saya bisa tersesat di BK ini.

"Panas ya kak, di BK ini,"adek cowok saya berkomentar sambil menunjukkan muka yang jelek alias muka kepanasannya. Yah di tengah kegerahan kami tiba-tiba kami mendengar sebuah suara. Suara yang menyelamatkan kami semua dari pengapnya udara di dalam ini. "Es...es.. siapa yang mau es?"
Mbak ini memang sangat mengerti kami. Kami langsung membeli 2 es jeruk dan 1 fanta. Mbak ini memang malaikat penolong bagi kami yang kehausan ini. Saya mengangumi taktik mbak ini. Ia tau setiap orang disini kepanasan, dan pastinya juga haus. Maka ia dengan pede-nya membuka bisnis menjual berbagai macam es. Dan laris. Benar-benar ide yang cemerlang!

Kami berada di BK mungkin sekitar 2 jam. Kami berkeliling menyusuri setiap sudut toko untuk mendapatkan celana bahan dan kemeja putih. Yap, kakak saya akan memulai pekerjaan barunya menjadi seorang admin di suatu PT. di lampung. Mmmm, kalo kata mami sih itu pekerjaan yang bagus banget bagi seorang yang tamat SMA. Dengan modal dekingan papi dan ia pun berhasil meraih pekerjaan yang bergaji 1,6 jt per bulan itu. DOUBLE WOW! Tauk deh besok ini saya kerja apa. Tapi satu tekad saya, saya ingin meraih pekerjaan dari hasil jerih payah saya sendiri. Tanpa bantuan dari jabatan orang tua saya. Aamiin, semoga saja.

Perjalanan kami berakhir di BK berakhir di toko mas. Si mami yang hendak menjual serpihan emas itu mendatangi beberapa toko. Saya seperti dilanda dejavu. Karena saya pernah mengalami hidup seperti ini. Masalalu itu kembali menjalar di tubuh saya. Ah, saya langsung menepis itu. Mendengar percakapan mami dan om di toko mas itu saya mengetahui bahwa si om itu ternyata juga orang padang. Dan ternyata orang di sekitar sana banyak yang orang padang. Saya tau ketika mereka semua berbicara. Hihihihi. Saya tertawa saja mendengarkan mami yang sibuk menawar harga mas yang mau dijualnya. Setelah menjual emas kami akhirnya meninggalkan BK yang sumpek ini. Huffttt... akhirnya kita menghirup udara segar juga... Fiuhhh...

Di luar, tampaknya hujan akan segera datang. Kami mempercepat langkah menuju mobil dan melanjutkan rute selanjutnya. Yeyyy, ke simpur. Setidaknya disana tidak segerah di BK tadi. Alhamdulillah. Sebelum melanjtkan shopping kami mengisi perut terlebih dahulu. Bakso di pinggir jalan menjadi pilihan. Dengan lahap kami menyantap bakso itu. Dan seperti biasa adek cowok saya menghabiskan 2 mangkok bakso.

Di simpur, hal yang tak terduga terjadi. Kami malah memilih baju-baju lebaran. Benar-benar diluar rencana. Hahaha. tapi tak apelah. Biar besok gak susah lagi deh. Singkat cerita kami akhirnya memilih baju lebaran masing-masing, biasa kembar tapi warnanya yang berbeda. Kali ini saya milih warna biru tua berhubung warna pink nya gak ada. Setelah itu kami melihat sepatu boots untuk kakak saya. Tibalah kami di penghujung waktu. Hikkksss. Akhirnya kami selesai juga shopping-shopping nya. Gak terasa ternyata senja sudah akan muncul. Dan berarti itu setengah hari kami habiskan untuk shopping. Gila, ini kakii pengeeeel banget. Tapi seneng deh, seharian banyak kejadian lucu dan itu semua saya lalui dengan my beloved family <3 <3 Lope u!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)