30 Mei 2016

Betapa Kejamnya...

Senin, Mei 30, 2016 1
Waktu akan terus berjalan dan berlalu, tapi tidak dengan kenangan.

Mungkin kita ditakdirkan berbeda dikarenakan akan kenangan masa lalu kita. Kita menjadi seorang manusia dengan pribadi seperti sekarang, tidak jauhnya merupakan pengaruh dari kejadian di masa lalu. Kita yang menjadi kejam dan tempramental, juga bisa saja disebabkan akan memori di masa lalu. Namun apa bisa dikata, kita tidak akan pernah bisa mengubah kenangan itu.

Kenangan yang sangat ingin kita bungkus dan buang di tempat yang entah dimana berada, tetap saja hadir ketika cuplikan yang sama kembali menyapa. Seperti halnya sebuah film, dengan rentetan scene kilas balik, kembali memainkan setiap jengkal dari memori itu. Yang dalam seketika mengingatkan kembali akan memori yang seharusnya sudah enyah ditelan waktu. Ia memang hanya melintas namun sangat begitu membekas.

Kita menjadi lemah tak berdaya saat kekerasan dan pembentakan menyergap, adalah salah satu akibat dari kejamnya pengaruh kenangan masa lalu. Hal yang membuat kita tidak pernah bisa berubah membuktikan betapa dahsyatnya pengaruh memori dan kenangan di masa lalu. Seberapa kuat kita berusaha untuk menghilangkannya, maka akan semakin jelas memori itu mengulang. Dengan tanpa rasa bersalah, menghadirkan setiap detik tersedih dan terkejam yang pernah ada. Mengulang kembali kejadian yang jika kita ingin tak pernah dan tak harus ada. 

Kita sekarang, dengan lugunya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Siapa dalang atas semua kejadian di masa lalu yang sangat ingin kita lupakan dan hapuskan ─ namun tidak sanggup. Kepada siapa kita harus melampiaskannya? Semua orang menyalahkan atas sikap kita yang kurang ajar. Namun tahukah mereka bahwa merekalah yang membuat kita menjadi seperti ini. Mereka tidak sadar bahwa apa yang telah mereka lakukan di masa lalu sangat berdampak bagi kita di masa sekarang dan itu... membekas. Bekas yang kita sendiri tidak tahu, bisakah ia hilang dan pergi meninggalkan kita.

Sekarang saat semua hal buruk telah kita lakukan ─ yang mereka sangka murni atas kemauan kita sendiri ─ telah terjadi mereka mengutuk, menyalahkan, dan menghakimi kita. Kita geram, muak dan bingung harus berbuat apa. Kita hanya tidak tahu ada apa dengan diri kita sekarang.

Dan yang kita tahu hanya kita menjadi seperti ini, bukanlah atas kehendak diri kita. Melainkan atas kemauan mereka sendiri, yang secara tidak langsung menginginkan kita seperti ini.
Kita seperti ini akibat kejamnya kenangan masa lalu.

***

20 Mei 2016

Liburan Singkat Di Kota Bandung

Jumat, Mei 20, 2016 5

Foto paling absurd. Haha

Hello... How's life so far?


Gak kerasa bulan Mei tinggal 10 hari lagi dan bulan Ramadhan juga tinggal menghitung hari. Udah lama rasanya gue gak ngebacot di blog ini. Alasannya ya klasik, lagi sibuk nyekripsi dan gak sempat nulis. Tapi sebenernya itu cuma alasan. Nyatanya, skripsi gue masih gantung dan gak tau cobaan ini kapan bisa kelar. Hiks. Sedih.

Otak gue mulai panas. Semangat gue mulai pudar. Dan tetiba cahaya penerangan mulai datang. Emak gue tiba-tiba menawarkan untuk ikut ke Bandung bareng anggota bayangkarinya. Gue pikir pas banget untuk menenangkan otak sejenak. Alhasil, berangkatlah gue ke Bandung hari Minggu sore, 15 Mei sekitar jam 4 dari Bandar Lampung. 

Gue di Bandung selama 3 hari. Hari pertama gue tidur di rumah atasan emak gue. Karena hotelnya baru bisa check in jam 12 hari Senin. Awalnya gue bingung, emang bisa ya rumahnya nampung emak-emak yang jumlahnya 20 orang. Ternyata... beeeeh, rumahnya gede bro.. (Haha katrok). Iya, jadi rumah tantenya di Bandung itu gede banget, kamarnya banyak, bagus lagi. Jadi pengen punya suami kaya, *nahlo haha.

Sempat selpi di rumah gede.
Hari pertama.

Destinasi pertama yaitu Kawah Putih. Gue beserta rombongan yang isinya emak-emak dan beberapa anak kecil meluncur dari kota Bandung menuju Ciwidey. Sekitar jam 9 kita berangkat dengan cuaca yang cukup bersahabat. Gak terlalu panas dan gak juga hujan. Melewati beberapa tanjakan yang cukup ekstrim nyampelah kita di Kawah Putih sekitar jam 12 siang. 

Nyampe disana langit udah mendung, sepertinya mau turun hujan. Untuk menuju Kawah Putihnya kita harus naik mobil semacam angkot gitu tapi gak ada kacanya. Sebenernya kalo pake mobil pribadi bisa aja nanjak ke atas. Tapi karena kita naik bus jadi mau gak mau ya naek angkot.

Nyampe disana gue otomatis menjadi seorang fotografer. Ya, jadi alasan emak mau ngajak gue ke Bandung adalah untuk dapat menjadi fotografer beliau bersama teman-temannya. Sedih ya. Tapi gak apalah, sambil menyelam minum air susu pake madu. Haha. Walaupun gak cukup puas berfoto ria disana tapi yang penting ada kenangannya. Pikir gue.

Kawah Putih.
Sehabis dari Kawah Putih kita berhenti di restoran di tepi jalan untuk makan dan sholat sekaligus istirahat. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju kota Bandung lebih tepatnya ke outlet kalau gak salah namanya cascade. Namanya juga emak-emak jadi hari pertama udah langsung shopping. Fiuh. Gue sih ngikut aja, si emak mau nyari oleh-oleh baju kaos. Lumayankan, murah juga. Jadi diboronglah baju kaos sekitar 8 pcs. 

Hari sudah menunjukkan pukul 6 sore. Si emak-emak sudah kelelahan dan minta pulang. Jadilah abis dari sana kita ke penginapan yang terletak di Metro Indah Mall, lebih tepatnya di Bnb Hotel.

Sesampe di hotel, gue berdecak kagum plus norak. Karena baru pertama kali nginep di hotel keren yang kalo masuk gak pake kunci tapi pake kartu sensor. Haha. Sangking katroknya gue gak ngerti gimana caranya ngidupin lampu kamarnya, karena sekalinya di klik hidup bentar trus mati lagi. Setelah gue baca lagi instruksi di saklarnya ternyata kartunya diselipin di saklarnya toh. Haha. Wong ndeso..

Hari pertama di Bandung berakhir, malemnya gue tidur pulas di hotel dengan kasur yang super empuk.

Hari Kedua.

Walaupun sebenernya masih ngantuk, tapi destinasi selanjutnya sudah menunggu. Sekitar jam 8 dari hotel gue beserta rombongan berangkat menuju daerah Lembang. Tempat selanjutnya yang dikunjungi yaitu tempat hits untuk berfoto-foto yang lagi terkenal di daerah Lembang. Yaitu Farmhouse Susu Lembang. Jadi bagi yang belum tau, di dalam farmhouse itu ada bangunan ala Eropa (kayak rumah hobbit) dan taman hijau serta bebungaan yang indah. Kayaknya sih tempat itu emang dikhususkan untuk  nongkrong syantik sekaligus tempat yang cocok untuk berfoto sepuasnya. Bahkan, disana juga menyediakan sewa baju ala-ala none Belande. Keluar dari sana, kita boleh menukarkan kartu masuk dengan susu murni ataupun sosis. Mayan, ganjel perut.

Gue, emak, dan adik.
Tapi, sayangnya gue lagi-lagi gak banyak berfoto disana. Karena sibuk jadi tukang foto emak-emak. Hiks. Ada sih sempat beberapa kali selfi. Tapi ya gitu hasilnya gak bagus. Pengen ngulang kesana lagi deh.

Di Farmhouse cuma sekitar sejam aja, trus kita lanjutin lagi menuju Floating Market. Lagi-lagi tempat nongkrong hits dan unik. Jadi disana kita bisa mesan makanan dari penjual yang berada di atas perahu. Uniknya lagi kita harus beli makanan disana menggunakan koin. Untuk mendapatkan koin kita harus menukarkan sejumlah uang. Jumlah koinnya ada yang 5000, 10000, dan 20000. Jadi kita tinggal milih mau makan apa dan lihat harganya di papan nama. Abis itu bayar deh pake koin..

Salah satu makanan yang gue beli.
Setelah puas makan-makan di floating market. Emak gue malah berkunjung lagi ke clothing market yang ada di deket parkiran. Jadi belanja baju lagi deh..

Abis dari Floating Market, kita langsung putar balik menuju Cihampelas tempat belanja yang katanya harganya murah-murah. Disana kita belanja (lagi). Seperti baju, celana, dan lain-lain. Bahkan ada emak-emak yang belanja barang dagangannya disana, jadinya bawa dus-dus gede gitu. Sambi, katanya. Duh. Namanya juga ibu-ibu. Yotoh.

Belanja di Cihampelas cuma sampe jam 4. Kita lanjutkan perjalanan ke TSM (Trans Studio Mall). Disana gue sama emak langsung sholat ashar. Setelah itu kita keluar dan sudah hujan saja. Emak-emak yang laen udah gak tau keberadaannya. Mungkin masuk mall. Ternyata bener, naluri emak-emak...

Disana, untuk ke sekian kali emak-emak pada shopping (lagi). Termasuk emak gue. Disana, dia sempat beli sepatu dan baju. Duh. duh. duh.

Abis dari TSM, karena sudah malam kita lanjut menuju penginapan. Nyampe hotel sekitar jam setengah 8. Gue udah ngantuk dan lelah banget. Pengen rasanya langsung tepar dan terlelap. Tapi takutnya nanti malah ketiduran. Karena malam itu gue udah janjian sama sohib semasa SMA buat ketemuan. 

Awalnya sih katanya mau ke hotel jam 8, trus diundur lagi jam 10, dan akhirnya dia dateng jam 11. Ngantuk parah sih sebenernya nunggu dia. Tapi untung aja gak ketiduran dan kebablasan. Akhirnya ketemulah gue sama temen gueh tercintah, setelah 2 tahun tak berjumpa.
Abaikan celana gueh!
Setelah ketemu kita ngobrol panjang sampe gak kerasa udah tengah malem aja. Gue diajak keliling pake motor bonceng tiga nyari tempat nongkrong. Udah kayak cabe-cabean beneran dah, tengah malem plus bonceng tiga. Sekitar jam 2 malem kita berpisah. Padahal masih pengen ngobrol banyak sama doi, tapi udah ngantuk dan lelah banget. Jadinya ya gitu pertemuan singkat 3 jam untuk mengobati rindu selama 2 tahun. Lumayan, kan...


Hari Ketiga.

Hari terakhir gue di Bandung. Setelah semalem udah packing syantik pagi ini tiba saatnya mengeluarkan koper dan oleh-oleh yang naujubillah lumayan banyak. Destinasi terakhir di hari terakhir yaitu ke pabrik bahan baju. Tapi anehnya gak ada keliatan pabriknya, malam cuma bahan gitu di dipajang untuk dibeli. Untuk ke sekian kali kalinya emak-emak menyerbu untuk berbelanja. Ada aja yang mau dibeli ya, Mak...

Abis dari sana, kita menuju pusat kota Bandung, yaitu alun-alun Bandung. Disana ya mau ngapain lagi kalo bukan untuk foto-foto. Cantik dikit, cekrek. Gituh aja siklusnya sampe beberapa kali. Udah puas di alun-alun, geser pantat ke sebelah ke jalan asia afrika buat ngelanjutin foto-fotonya. Yah, namanya aja cewek tentu suka banget berfoto ria. Yotoh.

Cekrek.. cekrek
Setelah puas berjalan-jalan, perhentian selanjutnya yaitu menuju rumah makan Bandung yang juga ada di Lampung. Yaitu Bumbu Desa. Uniknya disini ada kejadian lucu. Disana proses ngambil makanannya kan prasmanan, jadi kita pilih mau apa trus nanti dianterin. Nah, ada sekelompok Ibu-ibu yang ngambilnya itu buanyak buanget, udah kayak kondangan mungkin. Tapi diakhir malah gak sanggup untuk ngabisin. Jadi ada suara-suara di belakang gitu dari Ibu-ibu lain ngomongin kelompok ibu yang ngambil banyak lauk itu. 

"Duh, gak nanggung lagi si anu itu yaa, mentang-mentang dibayarin malah ngambil lauknya udah kayak kondangan aja. Mana gak abis kan jadinya.."

Gue ketawa dalam hati aja melihat perselisahan antara emak-emak itu. Duh, ketauan ya dari kampungnya, Bu..

Kenyang mengisi perut, selanjutnya destinasi belanja terakhir yaitu beli oleh-oleh makanan khas Bandung di Kartika Sari. Puas beli oleh-oleh, akhirnya kita blas menuju kota Bandar Lampung tercinta dari kota Bandung. Sekitar jam 3 sore kita berangkat, dan sekitar jam 3 pagi kita nyampe di rumah. 

Lumayan juga liburan singkat ini, bisa me-refresh otak yang sudah mulai menegang. Dan sekalian temu kangen dengan sahabat lama.

Sekarang saatnya fokus nyekrip lagi. Semangat! Wisuda 2016!