14 Maret 2019

Kumpulan Sajak (2017-2018)

Kamis, Maret 14, 2019 0

Hidup terus berjalan. Umur terus bertambah. Dan jalan kehidupan seseorang akan berubah. Hingga pada saatnya ia akan kembali melihat jalan yang telah dilaluinya. Sejauh mana ketegaran hati dapat diandalkan. Sejauh mana kekuatan yang selama ini membentengi dirinya. Akan tiba pada masanya ketegaran dan kekuatan yang ia pertahankan akan runtuh. Ketika banyak hal yang telah terjadi, semua akan kembali pada satu titik. Titik dimana semuanya bermula. Dan menjadi titik akhir dari suatu fase.

Bagaimana jadinya ketika ia mengharapkan kehadiran seseorang yang telah lama hilang dari kehidupannya. Bagaimana jika hanya itu pengharapan satu2nya. Namun untuk mewujudkannya serasa mencapai bintang di angkasa, tidak akan pernah tercapai.

Dan ketika tiba momen sakral datang di kehidupannya, dan tidak ada orang penting disana. Saksi hidup dimana seharusnya ia berada, namun ia tidak disana. Betapa hampa dan hilang.

Karena itu, ia tidak mengharapkannya. Ia tidak mengharapkan momen itu terjadi karena ia takut rasa hampa yang selama ini menyelimuti hatinya akan selamanya menetap disana. Ia akan menjadi orang termalang dan tersedih di hari bahagianya. Betapa ia tidak ingin itu terjadi.

Hingga ia membuat keputusan untuk tidak membiarkan itu terjadi. Ia tidak ingin menjadi orang paling termalang yang pernah ada di muka bumi.

— Jakarta Utara, 29 April 2017


Setiap waktu akan ada sebuah pertemuan baru.
Baik itu dengan seseorang maupun sekelompok orang.
Yang membedakan dr setiap pertemuan itu adalah seberapa lama kita membiarkan orang tersebut ada dalam kehidupan kita.
Ada orang yang sudah bertahun-tahun menghabiskan waktu bersama, namun ketika perpisahan menghampiri orang tersebut tak pernah muncul lagi.
Namun sebaliknya ada yang hanya beberapa hari bersama kita, namun ingatan tentang dia selalu melekat seiring bertambahnya waktu.
Ia tetap ada, saling berinteraksi dan bahkan semakin dekat. Intensitas sesorang mengenal orang baru tidak menjamin org baru tersebut berada lama di dalam kehidupan seseorang.
Bisa jadi dari sebuah perkenalan kecil malah berbuntut panjang dan berakhir dengan menghabiskan waktu seumur hidup.
Siapa yang tahu.
Malah orang lewat tersebut adalah jodohnya.
Siapa yang bisa menerka, toh semuanya tidak ada yang pasti,
termasuk jodoh.

— Lampung Tengah, 27 Juni 2017


Dunia baru.
Kita tak akan pernah tau kehidupan seperti apa yang akan kita jalani 5 hingga 10 tahun ke depan.
Layaknya seperti hari ini. Saya tidak pernah membayangkan pada 5 th yg lalu jika hari ini saya akan berada disini.

Mimpi-mimpi ketika muda kini entah kemana, berubah menjadi dunia yang penuh pemikiran panjang. Semua tujuan yg memuaskan hati berubah menjadi asal orang yang disayang dapat bahagia.

Bukan berarti penyesalan dalam keputusan ini. Namun, ada satu celah ketika hati berusaha utk meyakinkan diri. Ini benar-benar sudah jalan takdirmu. Jika memang tidak sesuai dengan ekspektasi, setidaknya kamu sudah membahagiakan mereka, dan membuatnya bangga. Itu sudah lebih dari cukup.

Bukankah memang itulah tujuan kehidupanmu yg sebenarnya?

— Jaktim, 10 Februari 2018


Perihal patah hati.
Sebenarnya saya tak begitu paham apa rasanya patah hati
Karena mencinta bagi saya sesuatu yang langka, hingga dia mengetahui nama saya

Awalnya tak ada yang menyangka saya akan begitu cepat jatuh hati padanya. Tutur katanya, cara dia menatap, cara dia berbicara adalah sesuatu yang selalu saya perhatikan. Cara dia berbicara membuat saya tak bisa lepas memandanginya secara diam-diam.

Ya, dari dulu saya sudah terbiasa mengagumi seseorang. Tapi rasanya tidak pernah yang seperti dia. Padahal kami baru saling mengenal selama 7 hari, dan rasa yang tumbuh di hati saya semakin besar setiap harinya.

Saya tak mengelak jika tiap hari saya merasa harus melihat wajahnya. Sesekali saya mencari sosok keberadaannya. Dengan melihatnya saja entah kenapa saya begitu bahagia. Ah, benar kata orang-orang jatuh cinta itu memang aneh dan tidak masuk akal. Eh, apa ini benar-benar cinta atau masih sebatas suka ataupun kagum?

Dan hari ini saya mengetahui fakta yang sangat mengkoyakan hati. Apalagi berita yang paling menyedihkan kalau orang yang kita suka ternyata sudah ada yang punya. Rasa suka memang tidak bisa diatur kapan dan pada siapa dia akan jatuh, tapi saya merasa rasa ini akan salah jika dilanjutkan. Yang ada hanya sakit yang dirasa.

Ya, mungkin memang belum waktunya saya. Atau saya menemukannya di waktu yang salah. Karena tidak ada yang tau siapa yang akan kita temui di masa depan maupun masa lalu.  Lagi-lagi saya harus mengalah. Perasaan ini tidak boleh ada.

— Ciawi, 15 Juli 2018


Hai my little me..
Bagaimana kabarmu skrg?
Apakah masih kamu yang suka mengurung diri?

Hello my little me..
Bagaimana perasaanmu skrg?
Apakah masih sering memendam hingga tak tertahan rasanya?

Aku disini sudah mencapai apa yang diimpikan semua orang
Masa depan yang kamu takutkan sudah berhasil kamu taklukkan
Kamu disana apakah masih memiliki kekuatan itu?
Kekuatan untuk terlihat baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak?

Ciawi, 30 Juli 2018


Hujan sore ini mungkin akan panjang.
Seolah ingin bertahan lebih lama untuk menyaksikan matahari ditelan malam.
Atau ia hanya sedang berbaik hari memberiku alasan utk tetap disini.
Termenung sendiri mensyukuri kita yg tak sempat saling berjanji.
Sejak dulu aku sadar betul bahwa
pada akhirnya ada yang harus pergi
apakah kesunyian atau dirimu.

— Jaktim, 19 Desember 2018