Sepulang sekolah July langsung menuju kamarnya. Ia membanting pintu kamarnya dan ngomong sendiri di depan kaca kamarnya.
“Ada ya cowok kayak gitu. Orang cuma berniat baik kok, pengen tahu gitu apa masalahnya. Mana tau aku bisa bantu. Malah di cuekin. Huuuh, keseeeelll,”Teriak July dengan kesal.
“Ada ya cowok kayak gitu. Orang cuma berniat baik kok, pengen tahu gitu apa masalahnya. Mana tau aku bisa bantu. Malah di cuekin. Huuuh, keseeeelll,”Teriak July dengan kesal.
“Ada
apa sih sayang, pulang sekolah langsung cemberut gitu. Gimana sekolah barunya?
Temannya menyenangkan gak?”tanya mamanya.
“teman-temannya
asik semua kok ma, tapi ada satu cowok yang menyebalkan yang gak banget deh
pokoknya,”ujar july cemberut.
“hari
pertama aja kamu udah mikirin cowok, apalagi hari selanjutnya ya. Hihihi
ada-ada aja nih anak mama.”
“iiihh,
mama apaan sih. Ini cowok beda banget deh pokoknya ma. gak pernah aku ketemu
cowok yang kayak gini sebelumnya.”
“nah,
mungkin dia tuh cinta sejatimu, jul. Hati-hati lohh...”ucap mama nya genit.
“mamaaaaaa.....
apa-apaan sih. Orang lagi kesel juga, malah digodain.”ucap july kesal.
“hihihi,
mama kan becanda sayang. Udah, makan dulu sana. Mama udah buatin masakan
kesukaan kamu tuh, ayam goreng spesial.”ucap sang mama sambil pergi dari kamar
july.
“oke
ma, aku nyusul ntar yaa.”
***
Malam
itu langit sangat indah. Bintang-bintang bertaburan dengan kerlap-kerlip yang
gemerlapan. Sang rembulan tampaknya sedang asyik menyinari kota jakarta malam
ini. Dikamarnya, july telah selesai belajar dan mengeluarkan diarynya. Ia
menuliskan kejadian demi kejadian yang ia lewati hari ini. Tanpa ia sadari, ia banyak
membahas okto di diarynya.
Mulai
dari tatapan okto, cara jalan okto sampai model rambut okto yang culun itu.
Walaupun pertama kali melihat okto, namun rasanya ia telah lama mengenalnya.
Ini memang terlihat konyol, namun itulah yang tengah ia rasakan. Ia tahu pasti
okto pasti sangat menyukai sastra, walaupun ia hanya sekali memergoki okto
melihat buku sastra. Ia juga melihat dari tatapan okto, bahwa ia mempunyai
beban yang cukup berat sehingga menyebabkan perilaku dan penampilannya menjadi
seperti itu. Padahal july pertama kali bertemu okto, namun ia telah menerka
banyak tentang okto.
“ahhh,
kok aku jadi nulis okto gini
sih...”ucapnya menyadari tulisannya panjang dan yang dibahas hanya tentang okto.
“udah
ah, pokoknya besok aku harus tanya semuanya sama okto. “
Diam-diam
july merindukan tatapan mata okto yang walaupun misterius tetapi ia tahu
dalamnya penuh dengan keromantisan. Tapi kemudian ia menepis itu, gak mungkin
ia bisa suka sama cowok aneh kayak okto. Diluar kamarnya bintang baru semakin
banyak bermunculan. Menghiasi langit malam yang sangat indah Seperti halnya
rasa yang baru dirasakan oleh july menghiasi hati kecilnya. July tak menyadari
ada rasa yang tumbuh di hatinya.
***
Ketika
waktu istirahat , july terlihat mendekati okto yang tak banyak bicara itu di
meja belajarnya. Ia tahu mungkin ia terkesan agresif atau apalah, yang penting
niatnya cuma bisa membantu okto dalam masalahnya. Namun, ketika ia terus
bercerita panjang lebar kepada okto cowok itu hanya diam tak menanggapi .
sampai suatu ketika, july tak sabar atas rasa penasarannya bertanya pada okto.
“to,
sebenarnya ada apa sih sama kamu. Kok kayaknya kamu menghindar gitu dari
teman-teman disini. Ada masalah ya?”tanya july dengan tatapan lembut.
Okto
tetap diam tak menanggapi pertanyaan
july.
July
melanjutkan perkataannya. “kalo memang ada, kamu cerita aja sama aku.. mana tau
aku bisa sedikitnya membantu kamu.”ucap july perhatian.
Beberapa
menit keduanya hanya terdiam dan tak bersuara. July menunggu respon dari okto.
Dan kemudian beberapa kata muncul dari mulut okto dan membuat july membungkam.
“lo
ini siapa sih, dari kemarin ingin tau banget kehidupan gue. Gue gak suka kalo
ada yang iku campur dalam masalah gue. Lebih baik lo pergi aja, gue lebih suka
sendiri dibanding diganggu cewek reseh kayak lo,”ucap okto dengan nada
membentak.
Ucapan
okto sangat menohok hati july. Benar juga, memang siapa betul ia ini,ia hanya
anak baru disini dan berani-beraninya ikut campur masalah orang yang baru
dikenalnya. Entah kenapa, mendengar jawaban okto, air mata july langsung
menggenang di matanya dan ia langsung pergi dengan air mata yang telah jatuh
dari tempat persembunyiannya. Dari dulu memang tak bisa dibentak dan sekalinya
dibentak ia langsung meneteskan air mata.
Melihat
ada air mata yang tergenang di mata itu, ada sedikit penyesalan di hati okto.
Tak seharusnya ia membentak gadis yang telah perhatian kepada dirinya itu. Tapi
apa daya, emosinya terlalu memuncak sehingga ia tak tahu apa yang seharusnya ia
lakukan lagi. Okto terlalu banyak menanggung beban. Ya, ia merasa terkekang
dengan kehidupannya. Ia tak bebas menentukan hidupnya sendiri.
Berawal dari orang tuanya yang selalu menginginkan okto untuk berada di kelas IPA. Padahal jiwanya tidak disini. Dari dulu ia menyenangi sastra dan ia ingin berada dikelas bahasa. Ia memberontak kepada orang tuanya yang terus memaksanya. Orang tuanya ingin agar okto seperti kakak-kakaknya menjadi dokter dan ilmuwan. Tapi okto tak ingin seperti mereka, ia ingin menjaadi seorang sastrawan. Namun, orang tuanya tak memberi okto kesempatan untuk mengutarakan keinginannya. Alhasil, okto menjadi pribadi yang seperti ini. Ia selalu berusaha membaca buku IPA, namun sebenarnya ia tak menangkap satupun pelajaran itu.
Berawal dari orang tuanya yang selalu menginginkan okto untuk berada di kelas IPA. Padahal jiwanya tidak disini. Dari dulu ia menyenangi sastra dan ia ingin berada dikelas bahasa. Ia memberontak kepada orang tuanya yang terus memaksanya. Orang tuanya ingin agar okto seperti kakak-kakaknya menjadi dokter dan ilmuwan. Tapi okto tak ingin seperti mereka, ia ingin menjaadi seorang sastrawan. Namun, orang tuanya tak memberi okto kesempatan untuk mengutarakan keinginannya. Alhasil, okto menjadi pribadi yang seperti ini. Ia selalu berusaha membaca buku IPA, namun sebenarnya ia tak menangkap satupun pelajaran itu.
Okto
bertekad bahwa besok ia harus meminta maaf pada july. July sudah baik
kepadanya. Ia tak bisa mengungkiri bahwa sebenarnya ia mulai simpati pada gadis
itu. Ia tahu, sebenarnya july hanya ianging membantunya. Tapi ia malah
melakukan kesalahan terhadap gadis manis itu. Siang itu, okto bertekad untuk
memperbaiki dirinya kepada july. Ia tak mau ada lagi tetes air yang menggenang
dimata indah gadis itu. “iya, gue harus minta maaf sama july!”ucapnya serius.
***
Dan
pagi ini july terus mengeluarkan air matanya. Ia terus terbayang perkataan okto
yang membentaknya kemarin. Memang ia tak bisa dibentak, sehingga perkataan okto
kemarin sangat membekas dihatinya. Walaupun tatapannya lurus menuju jendela
yang basah akan rintikan hujan itu, tapi pikirannya terus menyadari
kesalahannya.
“Apa yang aku lakuin ini salah ya? Aku memang
orang yang tak tau malu. Aku telah mencampuri masalah orang lain. Tapi mengapa
aku mau memperhatikan masalahnya? Mengapa aku mau menangis karenanya? Apa ada sesuatu yang aku sembunyikan dalam
hatiku, ya... aku tak bisa menyangkal bahwa aku telah menyukainya. Tatapan nya
telah membutakanku. Aku tak tau, kenapa aku bisa suka padanya. Padahal sikapnya
sangat ketus kepadaku.”
July
terus menangis sambil sesekali menelungkupkan wajahnya diantara lututnya. Ia
tau hari ini adalah tanggal 20 juli yang berarti ini hari ulang tahunnya. Tapi
ntah mengapa ia merasa ulang tahun kali ini sangat menyedihkan. Benar-benar
menyedihkan.
Beberapa
saat kemudian mama dan papa july masuk ke kamarnya. Sambil membawa kue tart
coklat mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun. July mengelap air matanya
yang sudah mengering, ia tersenyum kepada sosok yang sangat ia cintai itu.
“happy
birthday sayang, semoga kedepan nya kamu bisa menjadi anak yang lebih
baiknya,”ucap papanya sambil mencium kening putrinya.
“selamat
ulang tahung yaa anak mama yang bandel, semoga di umur mu yang ke-16 ini bisa
menjadi anak yang kuat dan tambah dewasa dalam menghadapi semua masalah,”sang
mama juga mencium kening july.
“makasih
ya ma, pa. Aku sayang kalian,”ucap july sambil memeluk kedua orang tuanya.
Setelah
menyelesaikan acara kecil-kecilan dengan orang tuanya, terdengar bunyi orang yang
mengetuk pintu rumahnya. July langsung membuka pintu rumahnya. Ia mendapati
sesosok lelaki yang membuat ia menangis semalaman. Ya, okto kini sudah berada
di depan rumahnya. Okto langsung menyapa july.
“hai
jul, apa kabar?”tanya okto gugup.
“baik
kok, kamu dari mana tau rumah aku?”tanya july heran.
“hmm,
tak sulit bagiku untuk mengetahui alamat rumahmu. Boleh gue ngajak lo jalan?”
July
memandang okto heran. Ada apa dengan cowok ini? Mengapa ia berubah 180 derajat.
Namun july mengiyakan ajakan okto dan melupakan apa yang sedang terjadi di
antara mereka berdua.
“oke,
emangnya kita mau kemana?”
“pokoknya
lo ikutin gue aja deh,”ucap okto seraya mengenggam tangan july.
Saat
itu pula jantung july berdegup kencang. Ada apa ini? Kenapa jantungnya mendadak
menjadi tak karuan begini. Tangan okto yang hangat terus membawa july menuju
mobilnya.
“jadi
kita mau ke taman?”tanya july sesampainya mereka di tempat tujuan.
‘iya,
jul. Ada yang pengen gue omongin sama lo.”
“ada
apa?”tanya july.
“gue
bener-bener minta maaf atas perilaku gue kemarin. Gue tau lo sakit hati sama
gue. Tapi gue nyesel jul, gue nyesel banget.”ujar okto penuh penyesalan.
“iya
aku udah maafin kamu kok, aku gak papa Cuma dari dulu aku paling gak bisa
dibentak,”
“iya
jul, gue minta maaf banget ya. Gue di kuasai emosi jadi gue gak tau apa yang
gue omongin,”aku Okto.
“Ya
udah, gak papa kok,”
“oh
iya ada satu lagi yang pengen gue omongin, makasih ya udah perhatian banget
sama gue. Gue gak tau lagi bagaimana gue harus minta maaf sama lo. Jelas-jelas
lo perhatian banget sama gue, malah gue perlakuin lo kayak gitu. Gue
benar-benar nyesel, jul.”ucap okto sambil menatap mata july lekat-lekat.
July
terpesona dengan okto yang berani mengakui kesalahannya. Dan ia rasa okto
benar-benar menyesal dengan perkataannya kemarin. Mata itu terus menatap ke
arah july. July salah tingkah dibuatnya. Namun ia berusaha menutupi itu semua
dari okto.
Dan
pada akhirnya okto menceritakan juga masalah yang ia hadapi pada july. Entah
mengapa cowok ini menjadi mau bercerita panjang lebar di hadapan cewek ini.
Padahal sebenarnya okto termasuk anak yang tertutup. Tak satupun murid di sekolahan
yang tahu akan masalahnya. Namun pada july ia merasa nyaman untuk menceritakan
semuanya.
July
mendengarkan dengan seksama setiap penuturan yang diucapkan okto. Baginya ia
merupakan orang yang beruntung banget bisa menjadi tempat curhat cowok
misterius ini. Ternyata sisi lain dari okto ini sangatlah berbeda dengan yng
sering ia perlihatkan.
Di
akhir pertemuan, okto berkata,
“makasih
ya jul, lo satu-satunya orang yang bisa gue percaya. Makasih ya.”
“iya
to, gue juga berterima kasih bisa menjadi orang kepercayaan lo,”
“mulai
sekarang kita temen kan?”ucap okto sambil mengacungkan jari kelingkingnya.
“oke
deh”july membalas uluran kelingking itu.
“gue
harap kita bisa lebih dari teman jul,”bisik okto.
“apa
to?”tanya july.
“eh
gak ada kok, aku cuma bergumam gak jelas aja. Ayok jul, kita pulang!”
***
*To be continue*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)