29 Agustus 2014

Belajar dari Angkot

Jumat, Agustus 29, 2014 0
Akhir-akhir ini gue sering bolak balik kampus-rumah karena gue masih males di kosan. Otomatis gue juga bakal sering naek angkot. Gimana enggak? Dari rumah ke kampus harus ditempuh dengan menaiki tiga kali angkot bergantian. Sebenernya gak jauh-jauh amat memang, tapi nunggu angkot lewat itu sama gak pastinya kayak nunggu jodoh yang tak kunjung dateng. #ups.

Oya alesan kenapa gue masih sering ke kampus padahal perkuliahan belom mulai itu karena gue harus ngurusin amanah dan tanggung jawab. Yap, gue ditunjuk jadi salah satu pimpinan di lembaga pers mahasiswa yang gue ikuti dari dua tahun yang lalu. Walaupun hingga sekarang gue masih belom bisa yakin gue bisa menjalani amanah berat ini, tapi gue akan selalu berusaha memberi yang terbaik.

Nah back to angkot. Karena seringnya naek angkot gue jadi hampir hapal wajah sopir angkot di setiap angkot yang berbeda. Dimulai dari angkot merah (dari rumah gue ke simpang terminal), trus angkot kuning (jalan pramuka) dan terakhir angkot biru (terminal rajabasa-kampus). Alamak, kok bisa? Ya iyalah hampir tiap hari gue naek angkot dan terkadang ketemu sama sopir angkot dua hari lalu yang gue ketemui. Haha, sopir angkot memang gak kemana ya.

Selain itu gue juga jadi ikut merasakan bagaimana suka dukanya naek angkot kemana-mana. Pasalnya ortu terlebih emak gue kagak ngebolehin gue bawa motor. Ya sebagai anak yang patuh gue harus tunduklah ya. Alhasil gue jadi tau bagaimana panasnya di angkot yang tak kunjung jalan-jalan. Gue juga jadi tau penderitaan naek angkot yang ngetemnya lamaaa buanget.

Mana harus ngejar waktu takut telat lagi, tapi ntu sopir tetep aja gak pengertian. Dia teteup aja nunggu angkot sampe penuh. Ya alhasil kesellah gue. Tapi gak apalah, dari pada jalan kaki ya. Oya, gue juga pernah satu angkot sama cewek-cewek perokok. Wiih, serem banget deh mana ntu cewek berdua dan gue sendiri lagi. Gue udah susah nahan napas karena kena asep rokok mereka, eh ntu cewek masih aja asik ngerokok di atas angkot, Bener-bener lah ya...

Tapi dibalik banyaknya duka yang gue alami selama naek angkot, gue juga banyak belajar dari sana. Gue banyak merenung tentang hidup, tentang tak semua orang bisa hidup layak seperti kita. Mereka harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Tentang pekerjaan yang kebanyakan orang merendahkannya. Gue tau semua pekerjaan apapun itu akan berkah jika seseorang bisa bersungguh-sungguh mengerjakannya.

Gue membuat suatu analogi tentang angkot. 

Walaupun hanya satu penumpang atau bahkan tak ada penumpang di dalamnya, angkot akan terus berjalan ke depan mengantarkan penumpang yangwalaupun hanya satusampai ke tujuannya. Angkot tak pernah berhenti apalagi balik ke belakang. Ia akan terus melaju mencari kesempatan yang siapa tahu keberadaannya.

Tak ada yang tau rejeki itu kapan datangnya. Jodoh, maut, rejeki semuanya ada di tangan Tuhan. Jika Tuhan memang berkehendak, dalam sedetik saja IA akan memberikan kepada umat terpilih. Kita memang tak tahu siapa yang dipilih-Nya, tapi yang pasti orang yang selalu berusaha dan berdoa akan selalu berada dalam lingkaran rahmat-Nya. 

Yap, gue jadi tau pembelajaran itu tak hanya di kelas saja. Diluar sana lebih banyak lagi pembelajaran yang bisa kita dapat, terlebih pelajaran tentang hidup. Pelajaran yang tak akan kita dapatkan di masa sekolah selama 12 tahun. Pelajaran tentang betapa pentingnya menghargai pekerjaan orang lain. Pelajaran tentang mensyukuri.

22 Agustus 2014

19 tahun

Jumat, Agustus 22, 2014 1
19 tahun. Hampir dari sebulan yang lalu umurku genap 19 tahun. Banyak temenku bilang "Eh ternyata puja masih muda ya.." Atau ada juga yang bilang, "Eh berarti kamu udah gak remaja lagi loh, say goodbye to masa2 remaja, welcome dewasa." Atau wish-wish lainnya.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya ulang tahun aku kali ini tidak ada spesial-spesial, setidaknya menurutku waktu itu. Ulang tahun di mobil apa istimewanya. Gak ada kue, gak ada kado. Tapi aku tetap bersyukur karena masih bisa bersama dengan orang-orang yang paling kusayang. Itu merupakan kado terindah yang kumiliki.

Kenapa aku bisa ultah di mobil karena pada saat bersamaan aku sedang dalam perjalanan mudik ke kampung halaman. Agak sedih memang tapi aku merasa lebih bahagia karena akhirnya aku bisa pulang juga setelah 2 tahun lamanya. Pulang kampung, bertemu sepupu, teman-teman SMA semuanya sudah merupakan kado terindah untukku tak apalah.

Lagipula ternyata sobatku juga memberikan kado untukku. Dia rela jauh-jauh dari rumahnya demi bertemu aku dan memberiku hadiah, It's make me feel so emotional, sob :')

Dan barusan aku juga dapet verylate surprise party dari teman-teman kuliah. Ya ampun, gak nyangka banget. Padahal lewatnya udah mau sebulan. Hahaha, tak apalah makasih semuaaaaa. :D

###
Yap, 31 juli 1995. Hari itu aku dilahirkan dari rahim seorang perempuan terhebat. Sosok yang sampai kapanpun tak akan bisa kubalas jasa-jasanya, perjuangannya untuk melahirkanku. Pada hari itu aku berhasil menyaksikan dunia dan melihat malaikatku. Mungkin aku memang tak sadar, tapi aku tahu berat pengorbanan yang dilakukan oleh sosok malaikat itu. 

Ibu, Terima kasih telah melahirkanku. Terima kasih telah membuatku ada di bumi ini. Aku sangat beruntung lahir dari rahimmu. Terima kasih, malaikatku. Kini aku sudah beranjak dewasa. Aku sadar, aku banyak berbuat salah padamu. Aku berjanji untuk berusaha menghilangkan kebiasaan burukku. Semoga aku bisa menjadi anak yang kauharapkan.

Semoga dengan umurku yang terus bertambah aku bisa menjadi pribadi yang lebih cerda dalam bertindak. Semoga aku bisa meraih cita-citaku. Amin!







21 Agustus 2014

Akhirnya Reunian!

Kamis, Agustus 21, 2014 0
Lama tak menyapa teman-teman di blog? Halooo semuaaa. Apa kabar? Macam apalah aku ini. Dulu membuat janji ingin menjadi blogger sejati. Sekarang malah malas-malasan ingin mewujudkannya. Beneran akhir-akhir entah mengapa aku tak mood sama sekali menulis. Padahal aku rasa menulis adalah passionku. Ah, memang dasarnya aku ini pemalas.

Udah berapa lama aku tak menulis ya? Hingga ceritaku menumpuk. Sungguh aku punya banyak cerita yang belum kuceritakan disini. Padahal biasanya dikit aja aku akan post disini. Tapi apalah daya aku gak dapet moodboster untuk menulis. Hailah alesan! Haha.

Oya pada tau gak sih, dulu aku pernah menulis resolusi tahun baru. Entah tahun yang ke berapa, yang penting isinya pengen ketemu dengan temen-temen SMA. AND IT HAPPENED GUYS!

Yap, lebaran kemaren akhirnya aku ketemu dengan sahabat-sahabatku semasa SMA. Setelah melewati berbagai rintangan serta harapan yang tak kunjung pasti, akhirnya hari itu terjadi. Hari dimana aku bisa berkumpul dengan teman-teman terbaikku. Sungguh, tak bisa tergambar bagaimana perasaanku. Setelah 2 tahun lamanya aku bisa bertemu mereka, sungguh pencapaian yang luar biasa.

Aku kira, aku bisa bertemu mereka ketika bekerja nanti tapi ternyata tidak. Hari itu aku bisa mengahabiskan waktu bersama, ya walaupun cuma sehari tapi itu udah lebih dari cukup. Bercerita, tertawa bersama dengan mereka merupakan kenangan yang tak terlupakan bagiku. Mungkin kalian melihatku berlebihan, tapi memang itulah yang kurasa.

Aku sama sekali tak pernah bertemu mereka selama 2 tahun, jadi wajarlah aku merasa gembira. Oya, juga demi reunian dengan mereka, aku rela melewatkan liburan bersama sepupu-sepupuku. Padahal aku juga sangat ingin ikut. Tapi ya mau gimana, besok juga mungkin aku tak bisa bertemu mereka lagi.

Alhasil aku pergi dengan teman-temanku sedangkan keluargaku juga pergi berlibur bersama. Tak apalah, aku tak menyesal, semoga lain kali aku juga bisa ikut jalan-jalan keluarga.




Terima kasih my lovely friends. Zetil, Puput, Aulia, Dewi, Tika, Reska. Terima kasih, setelah menunggu waktu yang tak sebentar akhirnya kita bisa bertemu. Walaupun sebentar, aku sungguh bersyukur. Setidaknya untuk meluapkan segala rinduku pada kalian semua. 

Semoga suatu hari kita bisa bertemu lagi, menceritakan kesuksesan kita masing-masing. Aamiin.

Love you! :*

Lenyap

Kamis, Agustus 21, 2014 0
Aku tak tau harus dimulai dari mana semua cerita ini. Aku juga tak tau apakah rasa ini salah jika tak mau pergi menjauh. Semua kegembiraan dan kekecewaan menyatu menjadi satu menghasilkan perasaan tak karuan. Perasaan ingin marah pada keadaan dan waktu. Aku tak bisa berbuat apa-apa ketika semuanya sudah hilang menguap ke langit bebas hingga tak saupun yang tertinggal.

Semuanya berawal dari rasa itu. Rasa yang muncul tanpa dia sadari. Semakin lama semakin bertumbuh hingga aku tak bisa mengendalikannya. Aku memang gadis biasa yang tak punya kelebihan apa-apa. Bahkan terkadang akupun bingung apakah aku masih mempunyai rasa. Tapi semua berubah sejak kau menyatakan semua.

5 Agustus 2014

Menghapus Masa Lalu

Selasa, Agustus 05, 2014 1
"Everything Has Changed". Segala sesuatu di muka bumi pasti akan berubah. Baik itu dari ciptaan Tuhan yang memiliki nyawa atau tidakpun, lambat laun akan mengalami perubahan. Sebulan, dua bulan, setahun, dua tahun perubahan itu akan datang. Dia yang dulu kita kenal mungkin akan berbeda dengan dia yang kita lihat sekarang. 

Tak semua yang kita inginkan akan tercipta seperti yang dipikirkan. Seluas apapun awang-awang akan dia yang dulu tetap tidak akan mengubah kenyataan bahwa sekarang bukanlah dulu lagi. Terhenyak akan pahitnya kenyataan, membuat kita begitu merindukan masa lalu. Saat dia masih mengganggap kita ada, saat kita begitu berharga di matanya. Namun angan-angan itu hanya tinggal kenangan.

Kita tak bisa menyalahkan siapapun, bahwa waktu sekalipun. Waktu akan terus menjalani perannya membawa kita kepada masa yang akan datang. Jadi tak sepantasnya waktu yang terus dipersalahkan. Jika boleh berkomentar, jaraklah biang dari semua perubahan ini. Entahlah, dari dulu hingga kini jarak selalu menjadi musuh bebuyutanku.

Jarak selalu kujadikan kambing hitam atas segala ketidaksukaanku pada kenyataan yang memang terpampang di depan mata. Segala perubahan yang tak kusuka selalu kutumpah-ruahkan kepada jarak yang tak pernah berdamai denganku. Jika jarak tak ada, mungkin semua tak akan seperti ini. Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam melihat semuanya telah berubah, semua tak lagi seperti yang kuharapkan.

Kini setelah aku tau semuanya, aku tak lagi bisa berbuat apa-apa. Diam, hening, tak berkutik melihat semua tak lagi seperti yang terpikirkan. Dengan itu aku juga menjadi tau bahwa tak ada ruang sedikitpun untuk aku dapat mengulang masa-masa itu. Semuanya sudah jelas sirna dan punah ditelan jarak yang terkutuk. Selamat tinggal bayang-bayang masa lalu. Bayangmu perlahan namun pasti akan kuhapus dalam memoriku.