18 September 2016

Sebuah Perpisahan dan Perjumpaan

Minggu, September 18, 2016 0
Ada banyak hal di dunia ini yang tidak diketahui kapan datangnya. Seperti halnya sebuah perpisahan dan perjumpaan. Perpisahan disaat dimana kita harus merelakan untuk melepaskan seseorang ataupun dilepaskan. Dengan sebuah rasa kehilangan ataupun hampa yang tak berhenti menghadang.

Keterpisahan membuat kita suka berangan-angan. Andai saja ada suatu waktu kita dapat kembali bersama, mengulang setiap kenangan tanpa harus mengkhawatirkan sebuah keterpisahan.

Lagi-lagi perpisahan tidak mengenal waktu dan hadir pada siapa saja yang dia kehendaki. Walaupun hati kecil berbisik, "Aku belum siap.." tapi jika waktunya tiba ia akan serta merta merenggut segala ketentraman dan menggantinya dengan sunyinya sebuah keterpisahan.

Tak ada satupun yang bisa menampik jika ia sudah tepat berada di depan mata. Perpisahan itu harus dilewati, sekuat apapun goncangan yang menerpa, ia masih kita lalui. Yang bisa dilakukan oleh kita yang dibatasi perpisahan hanyalah mengambil sebuah pilihan. Tetap berada dalam sebuah angan dan khayalan atau menjemput sebuah perjumpaan dengan ekspektasi yang tak terduga.

Perjumpaan disaat dimana kita akan memulai semua hal yang baru dengan masa depan yang belum teridentifikasi. Dengan sebuah rasa berbuncah yang penuh dengan semangat.

Tak seperti halnya perpisahan, perjumpaan kerapkali menjadi sebuah momen abadi yang ingin diingat setiap orang. Kapan tepatnya kita saling bertemu, saling menegur sapa, berbicara, bercengkrama, hingga menjadi suatu kebiasaan rutinitas keseharian. Terkadang hal-hal kecil yang setiap hari dilakukan, jika tiba-tiba sehari saja ia menghilang, akan terasa sekali perbedaannya.

Seperti ada yang hilang.

Kita tidak bisa menebak kapan perjumpaan semacam itu akan hadir dalam hidup kita. Sosok yang hadirnya saat dielu dan didambakan. Sosok yang setiap perjumpaan itu hadir, ingin rasanya kita memaku waktu, agar berhenti berputar. Sosok yang jika kita tidak melihatnya, akan sangat terasa sebuah rasa kehilangan.

Semua itu pasti akan tiba masanya, kita bisa merasakannya.

Walaupun sekarang bukanlah saatnya, yang pasti sebuah perjumpaan itu akan datang dengan cara mengejutkan.
Mungkin.

7 September 2016

Akhirnya S.Kom !!!

Rabu, September 07, 2016 2
"Setiap kebersamaan pasti akan berakhir, tapi kebahagiannya akan tetap abadi dalam kenangan.."

"Ah.. akhir-akhir ini gue jadi sering melow.."

Halo. Sudah bulan September. Terakhir ngeposting ternyata awal Juli. Hmm, apa-apaan ini! Lo ngapain aja HEH?! (ngomong sama diri sendiri)

Tenang, gue punya alasan yang jelas kok. Jadi gini...

Hmm..
Dengan hati plong akan gue umumkan kalo hari senin kemaren gue akhirnya sidang jugaaaaa!!!
Yeyeyeyeye. Alhamdulillah. Akhirnya ya. Setelah melewati jalan yang penuh dengan bebatuan, hari itu akhirnya datang juga. Jika pada hari-hari sebelumnya gue hanya bisa menelan ludah saat melihat temen-temen ngepost foto sarjananya, akhirnya kini sudah tiba saatnya giliran gue. Alhamdulillah, sekali lagi.

"Melewati jalan yang penuh dengan bebatuan", Itu benar adanya. Untuk bisa selesai sidang kemarin ini, gue harus melewati berbagai rintangan.

Pertama, menghadapi kenyataan pahit kalau sidang gue harus ditunda. Awalnya sidang gue dijadwalkan 30 Agustus, tapi tiba-tiba pada H-1 gue mendapatkan panggilan dari pembimbing 2 yang mengabarkan kalau beliau gak bisa menghadiri sidang gue karena ada acara pemda di Lampung Tengah. Hal tersebut otomatis menandakan kalau sidang gue harus dijadwalkan ulang hingga waktu yang pas.

Kecewa? Lumayan. Karena gue sudah mempersiapkan hampir semuanya. Dan lagi ditambah dengan target agar bisa sidang sebelum agustus berakhir, biar bisa dibilang lulus tepat waktu (4 tahun) (kata Sekjur). Tapi apalahdaya takdir berkata lain. Gue harus menelan ludah, dan mencoba untuk ikhlas menerimanya. Gue yakin Tuhan sudah mengatur yang terbaik buat gue. Mungkin kalau gue sidang pada hari itu hasilnya gak sebaik jika gue sidang pada hari senin kemarin.

Akhirnya setelah gagal sidang gue kembali mondar-mandir kampus untuk memastikan jadwal reschedule sidang gue kembali. Setelah beberapa hari baru bisa ditetapkan kalau jadwalnya diatur kembali di hari senin tanggal 5 September.

Hari H sudah tiba, gue mencoba untuk tenang. Usaha telah gue lakukan untuk belajar semampu gue. Di tengah perjalanan menuju kampus lagi-lagi cobaan menghadang. Mobil yang gue kendarai tiba-tiba mengeluarkan suhuh panas (overheat). Gue berhenti, dan nelfon emak. Beliau bilang suruh mintaan bantuan orang yang lewat di sekitar sana. Kebetulan gue berhenti di daerah pramuka. Gue berdiri di tepi jalan memilih orang yang akan gue mintai pertolongan. Tapi, kayaknya semua orang lagi buru-buru, berhubung saat itu jam 9 di hari senin.

Akhirnya karena gak ada yang gue berhentiin, gue beraniin diri untuk minta tolong sama mas-mas di warung deket mobil gue berhenti.

"Permisi mas," Sapa gue.
"Iya," Kata si masnya (yang waktu itu lagi telanjang dada).
"Ini mas, mobil saya mogok. Saya boleh minta bantuannya?" Kata gue dengan berani dan waswas kalo si masmasnya kagak mau nolongin.
 "Oh iya, iya. Bentar ya," (si masnya make baju dan menghampiri gue)
(Gue lega setengah mati masih nemu orang baik disini)

Akhirnya gue jelaskan kalau radiator mobil gue udah rusak, dan air di dalamnya juga gak ada. Gue minta tolong mamasnya buat ngisiin air ke radiator. Saat itu gue lagi megang satu botol air mineral dan langsung gue kasih sama si masnya. Namun ternyata airnya masih kurang. Si masnya dengan sukarela mengambil satu ember berisi air dari warungnya dan mengisinya kembali.

Saat melihat masnya mengisikan air, ada bapak-bapak yang datang dan menghampiri gue.

"Kenapa mobilnya puja?" Katanya.
Gue mikir, siapa ya nama oom ini. Setelah mikir bentar, gue inget. Om Cipto. O iya iya. Suaminya temen si mami.
"Ini om, airnya abis tadi waktu berangkat gak di cek dulu" Kata gue.
"Oh gitu.."
"Kok bisa tau saya disini om?" Tanya gue penasaran.
"Iya, ini om liat plat mobilnya," 
"Oh gitu, Iya ya."

Ooh beruntunglah gue saat itu. Om cipto juga ikut membantu si masnya saat mengisi air. Setelah selesai Om Cipto mau ngasih duit ke si mamasnya, tapi ditolak. Alhamdulillah ternyata masih ada orang baik dan tulus di dunia yang kejam ini. Gue mengucapkan terima kasih banyak sama mamasnya dan om cipto karena sudah mau menolong gue yang saat itu takut bakalan telat pergi ke kampus.

Tapi alhamdulillahnya gue ke kampusnya lebih cepat 2 jam dari jadwal sidang, sehingga sejamnya bisa dihabiskan saat mengisi air radiator mobil tadi.

Nyampe kampus jam 9. Jadwal sidang jam 10. Alhamdulillah gue masih punya waktu 1 jam untuk menenangkan diri. Jam 10.15 sidang gue dimulai.

Jeng.
Jeng.
Jeng.

2 jam kemudian.
Gue keluar jam setengah 1. 
Sudah dengan title S.Kom di belakang nama.
Alhamdulillah.
Gue sengaja gak menceritakan bagaimana proses sidang di dalam. Biarkan memori ini saja yang akan selalu mengingat. Ceilah. Hihi. Artinya jika sebelumnya banyak ujian menghadang gue itu sebenarnya hal yang membuat gue semakin kuat dalam menghadapi ujian yang sebenarnya. Jadi hal tersebut bukan memperparah kondisi gue malah menjadikan semakin percaya diri dalam melaluinya.

And now, saatnya kembali menentukan tujuan hidup. Setelah lulus mau jadi apa (?) Kerjakah? Atau Lanjut S2 kah?Pilihan itu berada di tanganmu.

Terima kasih mami papi, dan teman-teman tersayang.
Semoga kita semua sukses dalam artian masing-masing.
Aamiin.
SEMANGAAAAAT!