Sore ini gadis itu kembali duduk
di taman yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan. Taman yang tampaknya sudah
menjadi langganannya untuk kembali bergelut dengan pikirannya. Tempat
menyendiri yang paling tepat menurutnya. Biasanya ia akan memilih tempat duduk
yang paling sudut dimana hiruk pikuk mulai tak terdengar, yang ada hanyalah
pepohonan rindang dan sedikit bunga penyegar mata.
Gadis itu kesini bukan karena ada
janji dengan seseorang, namun ia kesini karena ingin bercengkrama dengan alam
yang dibangunnya sendiri. Ia dengan pikirannya tengah menerawang hidup yang
telah ia alami. Hidup yang seharusnya ia lakukan untuk mempersiapkan masa
depan, kini dengan mudahnya ia telantarkan. Entah apa penyebab dari semua
perubahan pada dirinya ini, yang jelas ia hanya merasa kesepian. Tak lebih.
Setelah hampir 19 tahun ia menjalani
hidup, ia masih belum menemukan apa makna dibalik hidup itu sendiri. Ketika
semua orang berlomba-lomba mengejar kesuksesan, ia hanya bisa terpaku, tak
bergerak. Ia bingung dengan apa yang harus diperbuat. Lagi-lagi, ia selalu
hanyut dalam arus yang dibuatnya sendiri. Ia tengah bergelut kencang dengan hal-hal
yang telah ia ciptakan di pikirannya.
Dalam hidupnya, Ia membiarkan
orang-orang berlalu-lalang singgah di hidupnya, siapapun itu, namun tak ada
satupun yang mampu tetap bertahan di hatinya. Selain satu orang itu, sosok yang
merupakan orang pertama yang mampu bertahan lama dihatinya, hingga saat ini. Entah
apa yang ada di benak gadis ini, yang aku tahu sosok yang ia sembunyikan ini
sangatlah berarti dalam hidupnya.
Setelah apa yang telah mereka
alami beberapa waktu lalu, ia akhirnya memutuskan hubungan dalam bentuk apapun.
Namun aku tahu, ia tak pernah sekalipun melupakan mungkin tak akan pernah bisa
melupakan sosok yang pernah menjadi bagian dalam hari-harinya. Hingga saat ini
atau mungkin sampai maut nanti ia tak akan bisa mengungkapkan apa yang tengah
ada di pikirannya. Apalagi pada sosok yang selalu ada dalam hatinya.
Kini ia tak tahu harus bagaimana.
Apakah terus membiarkan sosok itu bersembunyi dibalik bayang-bayang ketegarannya
melawan semua nestapa hidup. Atau harus merelakan semua hilang tak berbekas?
Apakah sosok asli yang senantiasa ada dalam bayangan dirinya itu masih sering
memikirkan dan mengingat dia -- sesering dia memikirkan bahkan memeluk erat
bayangan itu?
Waktu akan terus terbang
membentang tembus melewati berbagai tembok kejadian dalam hidupnya. Gerimis
datang, hujan yang mengikuti, hingga pelangi yang setia menunggu sampai hujan
reda pastinya sudah ditakdirkan keberadaannya. Semua sudah pasti mempunyai alasan.
Begitupun dengannya dan hidupnya.
Setiap peristiwa yang ia alami
baik kesedihan atau kebahagiaan sudah benar pada tempatnya masing-masing. Hal
itu berhak datang dan pergi sesuka yang ia mau. Ia hanya ingin semua berakhir
dengan indah. Seperti dongeng yang endingnya selalu ada kebahagiaan, ia juga
ingin, setidaknya setitik saja rasa itu menetes pada hidupnya, pasti ia
akan sangat bersyukur.
Hingga detik kutuliskan goresan
pena ini, gadis itu tak kunjung beranjak dari tempatnya. Masih terdiam membisu,
menatap pepohonan dengan samar dan menerawang panjang ke tempat yang tak kutahu
ujungnya.
Aku yang sedari tadi memandangnya
hanya bisa terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa. Aku akan senantiasa berada
disampingnya, menghapuskan kesendirian dalam hidupnya. Mengorek luka yang
pernah bersarang dihatinya. Hingga memeluk erat raganya disaat bulir bening
indah itu membasahi benteng pertahanannya. Karena memang untuk itulah aku
dicitakannya, bayangan semu yang ia ciptakan, tempat meletakkan segala rasa yang
kerap menumpuk di pikirannya.
Aku tahu betul apa yang tengah ia
rasakan. Karena aku adalah dia, lebih tepatnya bayangan akan apa yang ia
pikirkan. Di tengah sepinya orang yang berada di sekelilingnya aku selalu setia
disampingnya, menjadi tempat meluapkan segalanya.
Aku menuliskan semua ini, sebagai ungkapan rasa yang ingin kulontarkan kepadanya. Rasa terimakasih akan selalu berbagi hingga ungkapan yang ingin sudah lama ingin aku katakan padanya. Bahwa ia tak pernah sendiri, tak pernah sekalipun. Aku akan selalu disini, disampingnya. Juga di pikirannya. Menemaninya dalam situasi apapun.
-Teman Imajinasimu-
Aku menuliskan semua ini, sebagai ungkapan rasa yang ingin kulontarkan kepadanya. Rasa terimakasih akan selalu berbagi hingga ungkapan yang ingin sudah lama ingin aku katakan padanya. Bahwa ia tak pernah sendiri, tak pernah sekalipun. Aku akan selalu disini, disampingnya. Juga di pikirannya. Menemaninya dalam situasi apapun.
-Teman Imajinasimu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)