11 Desember 2013

Takdir.

Malam ini tampaknya hujan setia menunggu gue diluar. Terbukti dengan intensitasnya yang tidak begitu tinggi membuat suasana kamar gue jadi lebih dingin dan mata gue juga terlihat nambah sayu. Padahal tuhas project menanti buat dikerjakan, tapi apadaya gue gak ngerti mau bikin apa. Pengennya cuma nulis di blog ini. Jadi sebelum mata gue gak bisa menahan bebannya, gue pengen nulis.

Oke, malam ini gue pengen ngebahas kejadian besar yang terjadi di Indonesia hari senin kemarin, tepatnya di jakarta Bintaro. Kecelakaan kereta api serpong-tanah abang sangat menggemparkan rakyat indonesia. Kejadian ini mengulang kembali kisah 26 tahun silam, pada tempat yang sama. Kecelakaan besar pada tahun 1987 lalu terjadi antara kereta api dan kereta api dan menelan korban ratusan orang.

Nah yang pengen gue bahas dari kasus ini yaitu lebih tentang bagaimana takdir bertindak. Ya, siapa yang tau kapan takdir kematian seseorang akan menghampirinya. Siapa yang tahu jika ia yang pada awalnya akan menuju ke sekolah dengan menumpangi kereta api, malah menuju ke tempat yang kekal  disana yang belum pernah terbayang di benakmu sebelumnya. Dan juga siapa yang tahu bahwa sejam sebelumnya atau beberapa jam sebelumnya itu adalah waktu terakhirnya bertemu orang yang mencintai dan dicintainya.

Semuanya sudah di skenariokan oleh yang maha kuasa dengan apik dan sangat baik. Seakan berada dalam setiap episode film yang telah diatur, kita sebagai manusia hanya mampu melaksanakan setiap aturannya. Jika memang sudah saatnya kita menghadapNya, maka apapun usaha kita, kita tetaplah manusia yang tak bisa menentang kehendak yang diatas. Termasuk tentang tibanya kematian.

Kematian menjadi hal yang paling ditakutkan oleh manusia, termasuk gue. Dengan amal yang belum seberapa gue masih belum siap jika ditakdirkan untuk menghampiri kematian. Namun satu yang gue pahami, bahwa kematian itu bukanlah sesuatu yang asing. Ia selalu setia menunggu setiap detik-menit-jam hingga tahun yang kita lalui untuk segera menemuinya.

Kematian merupakan hal yang sangat dekat dengn kita. Jadi berhentilah berpikir, "kita kan sehat-sehat aja jadi gak mungkin kita meninggal dalam waktu dekat ini. Mungkin sekitar 40 tahun lagi baru deh nyiapin diri buat dipanggilNya."

Siapa bilang orang yang penyakitan umurnya pendek, dan juga siapa bilang orang yang hidupnya gak pernah sakit umurnya panjang? Semua sudah digariskan tuhan untuk masing-masing umatnya. Si A akan meninggal dengan perantara kecelakaan. Si B akan meninggal dengan perantara penyakit. Atau mungkin si C yang tak ada angin ataupun badai tahu-tahu dipanggil.

Jika sudah tiba waktunya, tak ada yang bisa mencegahnya. Pun itu seorang yang berkuasa di negara ini. Karena kekuasaan seluruh isi bumi ini hanya Allah swt yang berhak atas segalanya. DIA lah yang menciptakan maka DIA pulalah yang berhak untuk mengambilnya kembali.

Jadi selagi nyawa, napas, dan ruh masih di badan lakukanlah yang terbaik untuk-Nya dan untuk orang di sekitar. Berpikirlah seolah-olah kematian akan menghampirimu, sehingga kamu tak berani melakukan kejahatan yang dilarang tuhan karena pada faktanya kamu selalu diawasi olehNya.

Kutipan yang saya tulis untuk menutup postingan ini : "Kurangilah kesenanganmu di dunia agar berkurang kedukaanmu di akhirat kelak" -- Imam Syafi'i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)