28 Mei 2013

Kenapa? Untuk Apa?

Malam ini perasaanku campur aduk tak karuan. Tiba-tiba saja aku teringat seseorang yang sudah lama tak kutemui. Sosok orang yang berperan penting didalam hidupku. Sosok yang kini tugasnya telah diambil alih oleh orang lain. Aku seperti diputar pada masa lalu. Masa dimana aku pernah hidup bersama dengannya. Aku tak tau apakah aku masih boleh merasakan ini. Rindu yang kurasa untuknya.

Kadang aku heran dengan hidupku. Kenapa ada persoalan yang seperti ini kuhadapi. Apakah aku berdosa melakukan semua ini? Apakah aku berdosa tak menghubunginya? Dan mengapa dia tak berusaha menghubungiku? Kenapa yang lainnya melarangku untuk bertemunya. Andai saja hidup bisa memilih. Ingin rasanya aku terlahir kembali di dunia ini. Dengan kehidupan yang berbeda.

Banyak orang bilang hidup ini tak adil. Mengapa ada orang yang bahagia dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Mengapa juga ada orang yang tidak mempunyai apa-apa di dunia ini. Yang selalu merasa hidupnya tak seberuntung mereka yang tertawa lepas dengan segala yang dimilikinya. Aku tak tau sebenarnya hidup yang seperti apa yang aku inginkan. Hanya melihat hidup orang lain yang lebih beruntung aku merasa jauh dibawah mereka. Mungkin aku kurang bersyukur. Entahlah.

Hidupku kini memang sudah benar-benar berubah. 180 derajat malah. Dari seseorang yang dulu mempunyai kehidupan yang datar hingga menjadi sekarang ini. Walaupun tetap sama datar. Aku selalu berpikir apakah sebelum aku mati aku bisa bertemu dengannya? Bagaimanapun kenangan itu masih ada di memoriku. Walaupun lebih banyak duka dibanding suka. Tapi aku merasa sangat berdosa atas semua ini. Aku tak tau apa yang harus kulakukan. Hidupku terasa tak bersemangat seperti dulu lagi. Aku tak lagi bersemangat menjalankan aktifitas sehari-hariku. Dulu aku ingin sekali cepat-cepat menjadi orang sukses. Dan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

Kenapa aku harus berusaha untuk sukses? Untuk siapa sebenarnya kesuksesan itu? Aku benar-benar merasa down sekarang. Diluar aku terlihat baik tapi didalam aku sangatlah rapuh. Aku tak lagi memikirkan nilai-nilai kuliahku yang berangsur-angsur kacau. Aku tak peduli apakah banyak nilai kuisku yang anjlok. Aku juga tak peduli banyak tugas yang tak ku kumpulkan. I DON'T CARE!. Mungkin banyak orang yang tak tau bagaimana isi hatiku sebenarnya. Atau mungkin memang tak seorangpun yang tau dan tak peduli. Aku berasa tak ada yang memedulikanku. Jadi untuk apa aku harus sukses?

Sukses. Kata-kata yang dari dulu selalu terngiang dibenakku. Aku akan sukses dan akan melihat orang-orang yang kusayangi bangga padaku. Ya, untuk merekalah aku ingin sukses. Sukses dalam arti yang luas. Berhasil dalam segala hal. Dan paling utama berhasil dalam meraih kebahagiaan hakiki. Banyak orang mengukur kesuksesan dalam segi materi saja. Padahal banyak yang lebih berharga dari sebuah materi. Tak lain adalah kebahagiaan bathin. Untuk apa banyak uang tapi hati tak bahagia?

Hidup ini tak akan selamanya bahagia. Bahkan ada yang merasa dirinya tak pernah bahagia. Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan yang abadi. Tak bedanya dengan diriku. Kebahagian yang hakiki itu tak lain hanyalah kebahagiaan di akhirat. Di dunia hanya ada kebahagiaan semu saja. Jadi untuk apa hidup ini?

Banyak pertanyaan yang dari dulu tak kutemukan jawabannya. Aku hanya bisa menulis dan terus menulisnya. Hingga tak seorangpun yang tau apa yang ada di kepalaku. Semua yang kurasakan hanya bisa kutuliskan. Aku sadar hidup ini akan terus berjalan. Tak memandang orang itu bahagia atau tidak. Karena alam tak memandang bagaimana manusia akan bertahan hidup. Namun manusialah yang memikirkan bagaimana ia harus tetap bisa hidup. Dan bisa berguna untuk alam dan seisinya. Sampai pada saat yang telah ditentukan oleh maha pencipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)