Garis tangan tuhan untukku

Pikiran itu datang tiba-tiba. Ketika aku berusaha untuk melupakannya, dia kembali. Aku semakin larut dalam masa lalu dan yang sangat kusesali. Melihat mereka yang sangat berbeda dariku, aku iri. Yah, aku mengaku aku iri dengan kalian. Mengapa aku seperti ini dan kalian dengan senangnya berbagi kebahagian yang ingin sekali kurasakan? Apakah kalian tak peka dengan perasaanku? Entahlah, aku terlalu egois memikirkan perasaanku sendiri, karena memang nasibku tak seberuntung kalian. Sekali lagi aku selalu membayangi dan seandainya... seandainya... seandainya. Hanya ada kata seandainya dalam kamus hidupku. Tak seberuntung kalian, yang dengan mudah menebar senyuman. Seakan sedang menertawakanku. Hidup kita telah berbeda. Yap, sangat berbeda! aku aku dan kamu kamu.

Hidup akan terus berjalan. Roda tak akan tetap berada di suatu tempat. Ia pasti akan bergerak sesuai dengan arahan yang diberikan kepadanya. Aku yakin garis hidupku sudah digariskan oleh yang kuasa. Garis hidup mereka pun begitu. Kan kubuktikan bahwa nanti aku akan mencapai puncak yang kuinginkan. Aku percaya tuhan selalu mendengar doa hambanya. Hanya menunggu waktu hingga aku mencapai puncak itu. Biarlah kini aku pendam rasa iri dan rasa cemburuku. Aku yakin nanti akan ada surga yang selama ini aku impikan. Hadir untukku.

Menjadi seorang yang sukses dan kaya adalah impian semua orang. Aku mempunyai tekad yang luar biasa untuk itu. Namun aku tak tau apa yang akan terjadi 5 atau 10 tahun mendatang. Apakah mimpiku akan terwujud? Entahlah, yang jelas setiap perjalanan hidupku dari dulu hingga sekarang aku tak akan lepas dari semangatku untuk terus berusaha sekuat yang kubisa. Di sudut doaku selalu kupintakan "Ya Allah Ya Tuhanku berikanlah selalu yang terbaik untukku dan yang pastinya terbaik dimata-MU, jika memang ini kehendakmu lancarkanlah namun jika bukan berikanlah yang terbaik untukku." Semoga suatu saat aku dapat tersenyum puas mendapati keberhasilan dan kecemburuanku terhadap siapapun akan sirna dengan indah.