19 Maret 2013

Takut DOKTER :(

Siang terik begini bawaannya mengeluh aja. Yang panaslah yang gerahlah. Begitupun dengan saya. Ditambah dengan nyu-nyutan di gigi ini. Arrrrggghh!!! Untung aja kuliah nya cuma sebentar. Hari ini kuliah nya 2 mata kuliah. Tapi yang satu dosennya gak masuk. Jadilah cuma satu matkul hari ini. Sebenarnya kemarin kepikiran kalau hari ini gak usah masuk aja. Karena mengapa? okey saya akan bercerita.

Kemarin itu memang sudah di agendakan untuk periksa gigi. Gigi saya telah berlubang. Inilah kecerobohan saya. Ketika lubang nya kecil dulu gag pernah di bawa ke dokter. Alhasil begini,, semakin parah. Sumpah sakit banget. Saya jadi menyesal dulu tak mau menjaga gigi. Ternyata gigi itu sangat mahal dan sangat beharga. Kalau tidak salah dulu awalnya SMA kelas 3. Tapi saya biarkan saja. Lama kelamaan ini lubang bikin nyakit. Dan rasanya lubangnya sudah sampai menembus gusi. Kalau boleh saya memilih beneran lebih sakit gigi dibanding sakit hati. Sakit gigi gag bisa makan, tidur ataupun bicara. sedangkan sakit hati makan ataupun bicara masih bisa....

Dan nyeseknya udah ngunyah di sebelah kiri malah nasinya nyangkut di lubang kananya. gigi yang berlubang sih emang sebelah kanan. Makan aja susah bener, padahal udah laper begete sayanya. Tapi apalah daya gigi sakit makanan enak pun tak terasa. Akhirnya saya merengek ke mami minta giginya di tambal. Tapi mendadak mami ada urusan sama ibu wakapolda, jadi papi lah yang membawa saya ke dokter gigi.

Sore itu kami mencari dokter gigi. Setelah mencari sana sini tak ada yang buka. Terpaksa kita ke dokter wij** dokter yang katanya mahal. awalnya berencana untuk ditambal tapi akhirnya setelah diperiksa, you know what?

Bapak dokter itu menyarankan buat gigi permanen aja, soalnya udah gag bisa ditambal lagi. yang buat saya shock yaitu nominal duit nya 3 juta. Beuuhhh!!! Saya langsung menanyankan kepada mami. Seperti yang saya kira, mami tak setuju. Lebih cari dokter lain saja. Saya sampaikan ke papi dan papi setuju-setuju saja. saya sarankan agar nelpon mami dulu. tapi tak juga diangkat-angkat. alhasil papi mengatakan "gak papa disini aja dari pada makin parah". Kata-kata itu membuat saya takut dan teringat saya pernah mendengar bahwa sakit gigi bisa menyebabkan kematian. Saya turuti apa kata papi.

Ketika disuruh duduk di kursi yang telah ditentukan rasa takut mulai menggeluti saya. Berbagai peralatan dokter telah disediakan. Tiba-tiba saya berkata dengan penuh rasa cemas "Tunggu mbak, ini gag sakit kan?". Mbak cantik itu menjawab, "enggak kok dek, nanti kalau sakit bilang ya, biar dihentikan". Sungguh saya merasa ketakutan mendengar tuturan dokter itu. Saya jarang pergi ke dokter. Melihat alat-alat dokter saja saya merasa ketakutan. Setiap dokter itu akan memasukkan seseuatu, saya selalu meringgis. Ya allah, bagaimana mental saya ini? Saya tak bisa membayangkan kalau sudah besar nanti akan melahirkan. Mungkin saya bisa teriak kencang-kencang. Untungnya dokter yang menangani saya sangat ramah. Dia mau menunggu saya jika telah siap untuk di masukkan berbagai obat-obatkan. Dalam hati saya terus berkata, semoga ini tak terlalu sakit. Saya gag kuat.

Saya lebih nyaman ketika tutup mata. Alat-alat serem itu tak dapat saya lihat. Sehingga saya tak begitu takut. Berjalan 20 menit proses pun selesai. Bibir, lidah dan gigi saya begitu tak peka. Semua seperti mati rasa. Ini baru perawatan yang pertama, masih ada beberapa perawatan lagi. Dan saya rasa akan lebih mengerikan lagi."Tanggal 20 kesini lagi ya mbak,kita akan lakukan proses selanjutnya. Trus obatnya jangan lupa diminum juga." Begitulah kata dokter diakhir pertemuan kami. "Iya mbak". Semoga mental saya lebih kuat untuk menghadapi proses tanggal 20 nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)