*Tulisan mengandung spoiler tingkat akut dari film searching*
Oh hai semua. Long time no see, sudah lama tidak berbacot ria disini. Rindu ih.
Waktu berjalan cepat ya, tidak terasa sudah memasuki akhir tahun 2018. Everything has changed, semua benar-benar telah berubah, except me. Ya, gue belum banyak berubah, masih seperti dulu, masih introvert, masih menyukai keheningan dan kesendirian.
Like now.
Duduk di coffee shop sambil membuka laptop, membuka blog yang sudah lama tidak disentuh. Di sekeliling gue rame, dan you know i dont like it. Dari tadi nyari tempat yang sepi dan gak nemu. Yaudahlah dari pada gue kecapean sendiri, gak papa, untung bawa headset.
Hari ini emang gue niatkan untuk menghabiskan waktu sendirian. Dari dulu gue selalu meluangkan waktu untuk me time. Entah kemana dan gak jelas mau ngapain, yang penting gue sendiri. Ada kepuasan tersendiri rasanya jalan sendiri kek anak ilang bebas mau kemana aja. YA GUE MEMANG SE INTROVERT ITU. Kalo yang sering baca blog gue dulu, pasti tau kebiasaan gue yang ini. wkwk
Puas rasanya kalo berhasil ngelakuin dengan list yang udah gue buat sebelumnya. Seperti hari ini, gue nonton film Searching sendiri ditemani dengan 2 insan yang lagi pacaran di kursi sebelah. HAHA untung udah terbiasa. Miris yak, but im happy to do it. Sometimes u need to know what makes you happy and do it and u will become the happiest person, believe it.
Bagi gue, kebahagiaan itu dari diri sendiri. Gak perlu mengharapkan bantuan orang lain untuk membuat diri lo bahagia. Buat apa, kalau pada akhirnya kebahagiaan seperti itu akan pudar dengan sendirinya. Yang penting bahgia dari dalam hati, lakukan apa yang membuat hati lo bahagia, dan hidup lo akan penuh dengan perasaan bahagia tanpa membebani orang lain.
Kalau bahagia versi gue ya dengan melakukan me time gini. Nonton sendirian, apalagi filmnya keren abis, mirip sama gue yang susah terbuka kalau gak ditanya. Ya buat apakan, ntar dikira cari perhatian lagi.
Okey kayaknya gue bakal nge share cerita film Searching yang barusan gue tonton. Serius keren banget. Mungkin karena dari dulu gue suka banget sama yang namanya sosial media, jadi film ini itu kereeeeeen bangeeeeeeet. Judulnya SEARCHING. seriously kalian must harus nonton ini. ngotot banget ya haha.
Jadi ceritanya film ini temanya social media, semua scene di film ini dari kamera, seperti facetime, sosmed, cctv, gak ada langsung shoot semuanya dari perantara kamera.
Berawal dari seorang gadis 16 tahun - Margot Kim, yang sebelumnya diceritakan sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Semuanya terekam dalam kumpulan video dan tersimpan dalam folder di komputer. Dari dia lahir, first day sekolah, les piano bareng mamanya. having time sama orang tuanya. Hidupnya like perfect life, sampe pada akhirnya Ibunya sakit keras, dan meninggal dunia.
Semuanya berubah, mungkin tidak terlihat dari luar, tapi dalam hatinya dia sangat merasa kesepian. Ayahnya tidak pernah membahas soal kematian ibunya, seperti tidak pernah terjadi. Mungkin karena sakit yang terlalu dalam, sehingga mereka berdua tidak pernah berani membahas betapa mereka sangat merindukan sang Ibu.
*its feel like what i feel sometimes*
Sampe pada suatu hari Margot menghilang setelah sang ayah sadar bahwa panggilan telpon pada tengah malam adalah panggilan terakhirnya. Pada malam itu Margot izin untuk belajar kelompok namun tak kembali sampe 2 hari sang ayah sadar kalau anaknya telah menghilang.
Dia menghubungi kepolisian, dan mendapatkan seorang detektif yang agak mencurigakan. Karena sebelumnya dia udah menceritakan kejadian itu, dan tiba2 ditelpon lagi sama detektif lain. Tapi dia gak melanjutkan kecurigaannya.
Proses pencariannya digambarkan dengan cara yang unik, yaitu pendekatan internet dan sosial media. Semua jejak Margot di internet ditelusuri satu persatu. Seperti sang ayah berusaha menghubungi teman-temannya di Facebook yang ternyata tidak ada yang really2 become "friend" with her. *ironic* bener kata orang banyaknya temen di sosmed tidak berbanding lurus dengan temanmu di dunia nyata.
Sang ayah mengetahui kalo dari 'friends fb' margot, kalau anaknya sering membuka Tumblr. Dan sang ayah mencari akun tumblr anaknya, dan melihat apa saja isinya. Selanjutnya dia juga mencari jejak lain melalui history di browser laptop sang anak. Dan menemukan kalo Margot sering membuka aplikasi Youcast semacam aplikasi yang bisa live trus orang-orang bisa menonton dan memberikan komentar, agak mirip live di instagram agaknya.
Dan dari sana ayahnya menemukan satu persatu puzzle tentang hilangnya sang puteri. Ketika dia hendak menutup laptop, dia menyadari kalau gambar danau di tumblr mirip dengan video danau yang ada di youcast. Dan dia langsung kepikiran kalo putrinya ke danau itu. Dan benar, jarak tempat mobilnya terakhir kali terlihat cuma 5 menit dari danau tsb. Sang ayah langsung menelpon detektif dan meluncur ke danau itu.
Benar sekali, setelah ditelusuri mereka menemukan mobil Margot di dalam danau. Tapi tidak ada Margot di dalamnya. Yang ditemukan cuma barang2nya dan sepercik darah. Ayahnya tambah bingung dengan puzzle ini. Di tengah kebingungan itu, internet semakin ruam. Kasus hilangnya Margot viral di internet dengan tagar #FindingMargot. Tak banyak yang menyalahkan sang ayah atas hilangnya Margot, "biasnya hal-hal seperti ini berawal dari rumah", ya mungkin ayahnya tak pandai mengawasi anaknya. Mulut netijen sungguh kejam.
Sang ayah tambah menyalahkan diri sendiri, merasa dia tidak pernah benar-benar mengenal anaknya sendiri. Tapi dia gak menyerah gitu aja, dia terus menelusuri bukti-bukti yang sudah ditemukan kepolisian, seperti barang-barang yang ada di mobil Margot. Dan dia melihat jaket dengan logo dophin yang tidak asing, dan terlihat seperti baju adiknya. Dia juga melakukan pengecekan riwayat chatting Margot dan adiknya tsb. Dan benar seperti dugaannya, kalo mereka sering berinteraksi. Dia langsung menuju rumah sang adik, dan memasang cctv secara diam-diam.
Kemudian dia langsung menginterogasi adiknya, apakah dia ada kaitannya dengan menghilangnya Margot, yang pada akhirnya adiknya mengakui kalo Margot sering meminta barang seperti narkotika kepadanya. Dan ada dialog yang menohok pas scene ayahnya dan adik ayahnya ini. Yaitu ketika sang adik lebih mengerti tentang anaknya dari pada dia sendiri.
Adeknya : "Kamu tau kenapa Margot tidak mengikuti les piano lagi? Itu karena dia akan teringat Ibunya ketika dia bermain piano.."
Sang ayah : "Kenapa kamu lebih mengetahui anakku?"
Adeknya : "Itu karena kamu tidak pernah bertanya padanya, kamu tidak berbicara dari hati padanya"
*menohok syekali*
Pas lagi di rumah adeknya, dia menerima kabar dari detektif kalau anaknya sudah ditemukan meninggal dunia. Tapi anehnya ini berdasarkan pengakuan dari seorang lelaki tua yang sudah bunuh diri. Dia meninggalkan video pengakuan kalo sudah memperkosa Margot dan membuangnya ke dasar danau.
Sang ayah menjadi bingung dan merasa kasus ini tidak masuk akal dan terkesan dipaksakan. Di tengah kesedihan dan kebingungan karena status Margot yang sudah meninggal, dia mendapatkan email dari sebuah situs memoriam, yaitu semacam situs membuat video kenangan bagi orang yang sudah meninggal dunia. Dia mengupload video-video Margot ke situs itu, dan ketika selesai dia melihat hal yang mencurigakan lainnya.
Yaitu muncul foto gadis yang sering komen di akun youcast Margot. Dan ternyata gadis di akun youcast itu bukan foto yang sebenarnya. Dia hanya seorang karyawan yang sering muncul di papan iklan. Semakin terbukalah kejanggalan lain. Dia curiga pada sang detektif.
Dan jeng jeng jeng....
Benar!!! Ternyata detektif itu menyembunyikan sesuatu yang besar. Sang detektif ternyata berteman dengan para napi, which is orang yang membuat video pengakuan kalo dia sudah membunuh Margot. Satu persatu puzzle terungkap, dari pengakuan sang detektif terungkaplah kebenaran.
Yang ternyata pelakunya adalah anak sang detektif itu. Anaknya ternyata dibalik akun di youcast yang mengatasnamakan sebagai seorang gadis yang kerja di sebagai waiter. Karena terlalu terobsesi pada Margot dia membututinya hingga danau itu pada malam hari. Sebenarnya dia tidak bermaksud jahat namun karena situasi yang mendesak dan Margot terus memberontak, dia mendorong Margot ke bawah jurang. Karena ketakutan dia menelpon ibunya yang seorang detektif. Lagi-lagi naluri sang ibu yang ingin melindungi anaknya yang sepertinya agak 'berbeda', maka dia rela menjadi volunteer pada kasus Margot dan memanipulasi cerita.
Untungnya sang ayah tidak mudah menyerah, dan terus berusaha menemukan kebenaran. Yang pada akhirnya Margon ditemukan dan selamat.
Huffft. Sungguh cerita yang panjang dan keren pastinya.
Sebagai seseorang yang agak mirip dengan Margot gue ngerasa memiliki kedekatan tersendiri. Ya, Margot tipikal orang yang tertutup pada orang tuanya. Dan tidak akan ngomong kalo gak ditanya, kinda like me.
Inti pelajaran yang bisa kita dapatkan yaitu jangan lupa ngajak ngobrol anak sendiri, apalagi pada anak yang baru beranjak dewasa. Karena dunia mereka berbeda dengan apa yang ditunjukkannya di rumah. Jadi orang tua harus pintar berkomunikasi dengan anaknya, supaya kejadian seperti Margot tidak terjadi.
Okey, cukup sekian review gue hari ini, langit udah gelep gue pulang dulu. Hahaha. Byeeee :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)