12 Mei 2015

Arah Bola Mata

Saat itu aku tengah berada di suatu tempat, di ruangan terbuka. Angin berhembus, dedaunan bergoyang, dan orang lalu lalang. Pandanganku menggeliat kesana kemari tak tahu araha yang dituju. Gerombolan manusia asyik tertawa bercengkrama. Seorang pedagang menghampiri menawarkan dagangan. Aku mencoba menerka. Apakah pada saat itu manusia yang sedang tertawa itu akan membeli dagangannya? Tanpa berpikir panjang salah satu di antara mereka mengeluarkan beberapa uang ribuan dan membeli.

Langit tampak cerah dengan sedikit awan mendung yang malu-malu mendekati. Tampaknya sebentar lagi akan turun hujan. Bola mataku terus menjelajah. Seorang bapak datang menghampiri. Dia duduk. Membawa lembaran koran, tabloid mahasiswa, handphone, dan headset. Helm yang dikenakannya diletakkan diatas meja yang terbuat dari semen. Dengan headset yang terpasang di telinga ia membuka koran dan mulai membacanya. Jika dilihat dari tampilannya bapak tersebut adalah seorang pekerja. Pertanyaanya mengapa bapak tersebut disini?

Mataku menatap ke arah lain. Bundaran dengan air mancur terlihat begitu indah dan sejuk. Hawa segar seakan meresap ketika menyaksikan air mancur bundaran itu. Lingkaran bundaran dengan kendaraan yang lewat tak berhenti terus berputar mengitari air mancur tersebut. Ada daya tarik tampaknya disana. Yang siapapun tak menyadarinya. Hanya mata yang bisa mengatakan. Dan kemudian berpikir dan merasakan.

 
Selasa - 12 Mei 2015 at Beringin Unila.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)