Pada suatu masa hiduplah seorang anak gadis berumur 11 tahun. Ia mempunyai keluarga yang lengkap dengan kedua orang tua yang bisa dibilang cukup berada dan 2 orang adik yang menggemaskan. Suatu hari ia dihadapkan pada pilihan yang akan mengubah hidupnya kelak. Ia tidak tahu apa yang terjadi tiga tahun lagi, 6 tahun lagi atau bahkan 10 tahun lagi. Ia hanya pasrah pada pilihan sebenarnya bukan pilihan yang ia buat sendiri, melainkan kehendak orang tuanya.
Maka, dimulailah perjalanan barunya. Berada di lingkungan baru yang jauh dari kedua orang tua dan keluarganya. Anak ini berusaha untuk beradaptasi cepat dan mengikuti peraturan hidup disana. Setahun, dua tahun ia berjuang bukan tanpa ujian. Pernah ia dihadapkan pada musibah yang membuatnya tidak kuat dan ingin menyerah. Namun orang tuanya berusaha untuk membuat ia bertahan, dan melanjutkannya hingga tahap terakhir.
Setelah setahun berjalan, ia merasa menikmati kehidupan disana. Dengan prestasi yang berhasil ia torehkan membuatnya mengetahui kelebihannya dibanding teman-temannya. Ia mampu menggungguli temannya dalam suatu hal dan membuatnya dapat bertahan hingga waktu itu tiba. Ia mendapatkan pelajaran baru disana, walaupun dengan serba keterbatasan ia dapat membuktikan bahwa ia bisa membanggakan kedua orang tuanya. Namun saat ia berusaha untuk mencapai lebih, ujian itu datang.
Ia memang anak kecil namun ia dapat merasakan waktu itu akan segera datang. Ia mengamati apa yang terjadi, apa yang berubah, dan apa yang dikatakan orang dewasa itu. Setiap kali ia pulang ke rumah tidak pernah tidak ada air mata. Terkadang ia dapat melewatinya, namun terkadang ia merasa tak mampu. Hal yang sering ia tanyakan dalam hati, "Kenapa kejadian ini menimpanya, kenapa tidak orang lain saja?" "Bukankah aku sudah berusaha sebaik mungkin? Tapi kenapa mereka tetap tidak menghiraukan itu dan tetap membuat keributan? Lalu apa arti hadirku, kalau yang kulihat hanya sebuah permusuhan?"
Mungkin banyak hal yang di rasakan oleh gadis itu, ia memang tak bisa mengungkapkannya namun yang pasti ia tahu kejadian ini akan terus-menerus terjadi dan rasa sakit ini akan terus ada di dalam hatinya. Hingga pada akhirnya kekhawatirannya pun terbukti. Setelah semua prestasi ia torehkan dengan semangat ingin membahagiakan kedua orangtuanya, badai itu tanpa permisi menghampiri. Ia merasa tidak mengerti mengapa kedua orangtuanya memutuskan secara sepihak dengan tidak mendengarkan pendapatnya terlebih dahulu.
Semuanya serba mendadak.
Dalam satu waktu semua hal berubah.
Ia memang tidak lagi berada di lingkungan itu, namun ia menjadi mengerti mengapa kedua orang tuanya memberikan pilihan tersebut kepadanya. Ia merasa mereka sudah mempersiapkannya. Agar dapat menjadi sosok gadis yang tegar ketika badai itu datang. Maka ia harus berada disana, merasakan bagaimana hidup jauh dari mereka yang sesekali mengunjungi.
Namun banyak hal yang tidak diketahui orang tuanya. Sebelum badai itu terjadi banyak hal yang mengganggu pikirannya. "Apakah benar? Apakah jika ia memberitahukan itu semua akan berubah atau malah semakin parah? Kenapa mereka tega? Apakah dia memang layak mendapatkannnya setelah semua yang pernah dilakukannya? Apakah aku harus membiarkannya hingga sampai pada satu waktu hal yang dikhawatirkan itu terjadi?"
Hingga di suatu malam ia memanggil gadis itu dalam sebuah kamar sempit. Menjelaskan yang telah terjadi dengan semua keputusan yang membuatnya tidak lagi dapat menahan perasaan itu. Sakit yang teramat dalam. Apakah ia akan merasakan kehidupan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya? Bagaimana semua ini terjadi kenapa mereka mengambil keputusan itu sendiri? Dan sekarang memintanya untuk mengerti dan menerima semua itu.
Banyak hal yang ingin ia tanyakan kala itu. Namun lagi-lagi ia tidak dapat mengutarakannya dan menyimpan rasa penasaran dan rasa sakit itu di dalam hati. Mungkin bagi sebagian anak di luar ia akan frustasi dan melakukan hal-hal yang sering dilakukan anak kebanyakan ketika didatangi badai itu. Namun ia berbeda. Benar-benar sangat berbeda.
Ia mampu disaat badai tengah menghampiri, dengan segala perubahan mendadak yang tidak ia mengerti, Ia dapat menjadi pemenang. Pemenang saat bertarung melawan badai Bahkan siapapun di luar sana tidak ada yang menyangka bahwa ia baru saja merasakan kerasnya hantaman badai itu. Ia telah berhasil bertarung melawan badai. Pilihan selanjutnya yang akan ia pilih adalah apakah tetap menjadikan badai itu sebagai ujian yang menyakitkan atau sebuah ujian menjadikannya semakin dewasa. Pilihan itu ada di tangannya. Diam-diam ia telah mengenggam erat pilihan yang telah dipilihnya sedari awal. Tanpa satupun orang yang tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)