Ada banyak hal di dunia ini yang tidak diketahui kapan datangnya.
Seperti halnya sebuah perpisahan dan perjumpaan. Perpisahan disaat
dimana kita harus merelakan untuk melepaskan seseorang ataupun
dilepaskan. Dengan sebuah rasa kehilangan ataupun hampa yang tak
berhenti menghadang.
Keterpisahan membuat kita suka berangan-angan. Andai saja ada suatu waktu kita dapat kembali bersama, mengulang setiap kenangan tanpa harus mengkhawatirkan sebuah keterpisahan.
Lagi-lagi perpisahan tidak mengenal waktu dan hadir pada siapa saja yang dia kehendaki. Walaupun hati kecil berbisik, "Aku belum siap.." tapi jika waktunya tiba ia akan serta merta merenggut segala ketentraman dan menggantinya dengan sunyinya sebuah keterpisahan.
Tak ada satupun yang bisa menampik jika ia sudah tepat berada di depan mata. Perpisahan itu harus dilewati, sekuat apapun goncangan yang menerpa, ia masih kita lalui. Yang bisa dilakukan oleh kita yang dibatasi perpisahan hanyalah mengambil sebuah pilihan. Tetap berada dalam sebuah angan dan khayalan atau menjemput sebuah perjumpaan dengan ekspektasi yang tak terduga.
Perjumpaan disaat dimana kita akan memulai semua hal yang baru dengan masa depan yang belum teridentifikasi. Dengan sebuah rasa berbuncah yang penuh dengan semangat.
Tak seperti halnya perpisahan, perjumpaan kerapkali menjadi sebuah momen abadi yang ingin diingat setiap orang. Kapan tepatnya kita saling bertemu, saling menegur sapa, berbicara, bercengkrama, hingga menjadi suatu kebiasaan rutinitas keseharian. Terkadang hal-hal kecil yang setiap hari dilakukan, jika tiba-tiba sehari saja ia menghilang, akan terasa sekali perbedaannya.
Seperti ada yang hilang.
Kita tidak bisa menebak kapan perjumpaan semacam itu akan hadir dalam hidup kita. Sosok yang hadirnya saat dielu dan didambakan. Sosok yang setiap perjumpaan itu hadir, ingin rasanya kita memaku waktu, agar berhenti berputar. Sosok yang jika kita tidak melihatnya, akan sangat terasa sebuah rasa kehilangan.
Semua itu pasti akan tiba masanya, kita bisa merasakannya.
Keterpisahan membuat kita suka berangan-angan. Andai saja ada suatu waktu kita dapat kembali bersama, mengulang setiap kenangan tanpa harus mengkhawatirkan sebuah keterpisahan.
Lagi-lagi perpisahan tidak mengenal waktu dan hadir pada siapa saja yang dia kehendaki. Walaupun hati kecil berbisik, "Aku belum siap.." tapi jika waktunya tiba ia akan serta merta merenggut segala ketentraman dan menggantinya dengan sunyinya sebuah keterpisahan.
Tak ada satupun yang bisa menampik jika ia sudah tepat berada di depan mata. Perpisahan itu harus dilewati, sekuat apapun goncangan yang menerpa, ia masih kita lalui. Yang bisa dilakukan oleh kita yang dibatasi perpisahan hanyalah mengambil sebuah pilihan. Tetap berada dalam sebuah angan dan khayalan atau menjemput sebuah perjumpaan dengan ekspektasi yang tak terduga.
Perjumpaan disaat dimana kita akan memulai semua hal yang baru dengan masa depan yang belum teridentifikasi. Dengan sebuah rasa berbuncah yang penuh dengan semangat.
Tak seperti halnya perpisahan, perjumpaan kerapkali menjadi sebuah momen abadi yang ingin diingat setiap orang. Kapan tepatnya kita saling bertemu, saling menegur sapa, berbicara, bercengkrama, hingga menjadi suatu kebiasaan rutinitas keseharian. Terkadang hal-hal kecil yang setiap hari dilakukan, jika tiba-tiba sehari saja ia menghilang, akan terasa sekali perbedaannya.
Seperti ada yang hilang.
Kita tidak bisa menebak kapan perjumpaan semacam itu akan hadir dalam hidup kita. Sosok yang hadirnya saat dielu dan didambakan. Sosok yang setiap perjumpaan itu hadir, ingin rasanya kita memaku waktu, agar berhenti berputar. Sosok yang jika kita tidak melihatnya, akan sangat terasa sebuah rasa kehilangan.
Semua itu pasti akan tiba masanya, kita bisa merasakannya.
Walaupun sekarang bukanlah saatnya, yang pasti sebuah perjumpaan itu akan datang dengan cara mengejutkan.
Mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang mau disampaikan tinggalkan comment ya ^^ Thank you :)